Mengenal Hari Moyang: Penjelajahan ke Dalam Adat Suku Temuan di Malaysia

Minggu 11-08-2024,10:55 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Namun, meskipun mereka telah beradaptasi dengan kondisi baru ini, banyak di antara mereka yang masih merindukan kehidupan sebagai nelayan, sebuah profesi yang telah menjadi bagian dari identitas mereka selama berabad-abad.

BACA JUGA:Suku Jamee di Aceh: Menelusuri Sejarah dan Keunikan Budaya yang Membuatnya Istimewa

Keinginan untuk kembali melaut masih kuat di hati mereka, meskipun keadaan sekarang membuat hal itu semakin sulit untuk diwujudkan.

Ancaman Kepunahan Budaya Suku Sekak

Keberadaan Suku Sekak kini terancam punah, tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas budaya mereka.

Jumlah populasi mereka terus merosot, dan yang lebih mengkhawatirkan lagi, semakin sedikit generasi muda Sekak yang memahami adat istiadat dan bahasa mereka sendiri. 

BACA JUGA:Menyingkap Sejarah Suku Lintang: Kontribusi dan Dampaknya di Sumatera Selatan

Bahasa Sekak, yang menjadi salah satu identitas budaya mereka, kini hampir punah di kalangan generasi muda.

Hilangnya kemampuan berbahasa ini merupakan ancaman serius bagi kelangsungan budaya dan identitas Suku Sekak.

Saat ini, perkampungan asli orang Sekak hanya tersisa di beberapa tempat di Bangka Belitung, dengan jumlah yang diperkirakan hanya sekitar 120 keluarga saja. 

Di Pulau Bangka, orang Sekak tercatat tinggal di Kuto Panji, Jebu Laut, Kudinpar, Lepar, dan Pongok. 

BACA JUGA:Misteri Suku Kongo dengan Kepala Seperti Alien: Fakta Menarik yang Perlu Diketahui

Sementara di Belitung, mereka tinggal di Juru Seberang, Kampung Baru, dan Gantung.

Upaya Pelestarian dan Harapan Masa Depan

Menyelamatkan Suku Sekak dari ancaman kepunahan bukanlah tugas yang mudah, tetapi itu adalah sesuatu yang sangat penting untuk menjaga kekayaan budaya dan sejarah Pulau Bangka Belitung. 

Diperlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, komunitas, dan organisasi non-pemerintah untuk melestarikan warisan budaya Suku Sekak. 

Kategori :