Mengungkap Sejarah Pabrik Gula Comal Baru, Dari Masa Keemasan Hingga Runtuhnya Industri

Sabtu 10-08-2024,03:03 WIB
Reporter : Bodok
Editor : Almi

Keberhasilan PG Comal Baru dalam mengembangkan produksi gula tidak terlepas dari dukungan infrastruktur yang memadai dan sistem pertanian tebu yang efisien. 

BACA JUGA:Mengungkap Asal Usul Nama Sasak, Ini 8 Teori yang Menceritakan Sejarah Pulau Lombok

Namun, sebagaimana banyak pabrik gula lainnya di Pulau Jawa, PG Comal Baru juga menghadapi berbagai tantangan yang muncul seiring berjalannya waktu.

Pada tahun 1970, setelah nasionalisasi menjadi bagian dari PT. Perkebunan Nusantara (PT PN), PG Comal Baru mulai mengalami kemunduran. 

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap kebangkrutan pabrik ini. 

Di antaranya adalah menyempitnya lahan pertanian akibat perubahan penggunaan lahan, kebijakan tata niaga gula yang kurang mendukung industri nasional, serta mesin-mesin yang semakin tua dan usang. 

BACA JUGA:Sejarah Kehadiran Indonesia di Afrika, Berikut ini Bukti Penjelajahan Maritim Sejak Abad ke-7

Selain itu, serbuan gula impor yang membanjiri pasar lokal serta upah pekerja yang tidak relevan dengan kondisi ekonomi saat itu juga memperburuk keadaan.

Akhirnya, Pabrik Gula Comal Baru, yang dulu berdiri kokoh dan megah, harus menutup lembaran sejarahnya. 

Kini, yang tersisa dari pabrik ini hanyalah cerobong asap raksasa yang menjulang tinggi di tengah-tengah puing-puing bangunan yang penuh kenangan. 

Bekas pabrik ini menjadi simbol dari masa lalu yang pernah berjaya, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya inovasi dan adaptasi dalam mempertahankan industri di tengah perubahan zaman.

BACA JUGA:Tradisi dan Sejarah Desa Pengotan, Dari Pengungsian hingga Menjadi Pusat Kebudayaan

PG Comal Baru bukan sekadar pabrik, melainkan juga bagian dari identitas sejarah dan ekonomi masyarakat di sekitar Losari, Ampelgading. 

Meski kini tinggal kenangan, warisan sejarah yang ditinggalkannya akan terus menjadi cerita yang layak dikenang oleh generasi mendatang.

Kategori :