PAGARALAMPOS.COM - Orang Bajau, sering disebut sebagai "manusia laut", merupakan komunitas nomaden yang tinggal di perairan Asia Tenggara, terutama di wilayah Indonesia, Filipina, dan Malaysia.
Sejarah mencatat bahwa keberadaan mereka pertama kali dilaporkan oleh penjelajah Venesia, Antonio Pigafetta, pada tahun 1521 Masehi.
Selama ribuan tahun, Orang Bajau telah hidup di atas perahu dan menggantungkan hidupnya pada laut, membuat mereka menjadi salah satu kelompok masyarakat yang paling erat hubungannya dengan lautan.
Kehidupan Nomaden dan Adaptasi Genetik
Orang Bajau telah beradaptasi secara unik dengan kehidupan laut. Mereka hidup nomaden, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan sebagian besar waktunya dihabiskan di perairan.
BACA JUGA:Mengapa Suku Mapur Dijuluki Penjaga Alam Pulau Bangka? Ternyata Ini Alasannya!
Kehidupan yang begitu dekat dengan laut telah memaksa mereka untuk mengembangkan kemampuan luar biasa dalam menyelam dan berburu di bawah laut.
Satu hal yang membuat Orang Bajau berbeda dari manusia pada umumnya adalah ukuran limpa mereka yang lebih besar.
Menurut para ilmuwan, limpa yang lebih besar ini memungkinkan mereka menyelam lebih lama dengan lebih banyak oksigen yang tersedia dalam darah.
Limpa ini, yang terletak dekat dengan perut, berfungsi menghilangkan sel-sel darah tua dan bertindak sebagai tangki oksigen alami selama penyelaman.
BACA JUGA:Bagaimana Cara Menyelamatkan Suku Sekak Bangka Belitung dari Kepunahan? Ini Penjelasannya!
Dalam istilah yang lebih sederhana, limpa Orang Bajau bertindak seperti tangki scuba alami, memungkinkan mereka untuk tetap berada di bawah air lebih lama dibandingkan manusia rata-rata.
Kemampuan Menyelam yang Luar Biasa
Dengan adaptasi genetik tersebut, Orang Bajau dapat menyelam hingga kedalaman lebih dari 200 kaki atau sekitar 60 meter dan menahan napas selama 13 menit.
Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk berburu ikan dengan berjalan di dasar laut, sebuah pemandangan yang luar biasa bagi orang yang tidak terbiasa dengan kehidupan laut.