Namun, di Filipina, Magelhaens tewas dalam pertempuran dengan penduduk lokal, dan ekspedisi dilanjutkan oleh kapten kapal, Juan Sebastian del Cano, yang kemudian melanjutkan perjalanan ke Maluku.
Kedatangan Spanyol di Maluku dan Konflik dengan Portugis
Setelah kematian Magelhaens di Filipina, ekspedisi Spanyol dilanjutkan oleh Kapten del Cano.
BACA JUGA:Bagaimana Sejarah Uang Logam? Punya Kelebihan dan Kekurangan, Kenali Faktanya Disini!
Ia berlayar menuju Selatan dan akhirnya tiba di Tidore, Maluku. Kedatangan Spanyol disambut baik oleh penduduk Tidore yang saat itu tengah berseteru dengan kerajaan Ternate yang bersekutu dengan Portugis.
Kehadiran Spanyol memperburuk perseteruan antara dua kerajaan lokal tersebut.
Spanyol berhasil menjalin hubungan dagang dengan Tidore dan mulai menguasai sebagian wilayah Maluku.
Namun, keberadaan mereka menjadi ancaman bagi Portugis yang merasa hak monopoli mereka atas perdagangan rempah-rempah di Maluku terganggu.
BACA JUGA:Menjelajahi Sejarah Hubungan Kerajaan Besar di jawa dengan Kerajaan Kanjuruhan
Persaingan antara Spanyol dan Portugis pun semakin memanas, hingga akhirnya pecah menjadi konflik bersenjata yang melibatkan kedua bangsa Eropa tersebut, serta kerajaan-kerajaan lokal seperti Tidore dan Ternate.
Perjanjian Saragosa dan Akhir Penjajahan Spanyol di Indonesia
Untuk mengakhiri perselisihan antara Spanyol dan Portugis di Maluku, akhirnya diadakan Perjanjian Saragosa pada 22 April 1529.
Perjanjian ini menyepakati bahwa Spanyol harus meninggalkan wilayah Maluku dan kembali melakukan perdagangan di wilayah Filipina.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah Suku Pasemah dengan Suku Semende dengan Budaya dan Adatnya yang Menarik
Sementara itu, Portugis diberikan hak untuk tetap melakukan perdagangan di wilayah Maluku. Dengan adanya perjanjian ini, berakhirlah masa penjajahan Spanyol di Indonesia.
Tujuan dan Penyebab Kedatangan Spanyol di Indonesia