Susi, yang bertanding di nomor tunggal putri, berhasil mengalahkan Bang Soo-hyun dari Korea Selatan dalam tiga set yang menegangkan dengan skor 5-11, 11-5, 11-3.
Tidak hanya Susi, Alan Budikusuma, yang saat itu adalah tunangan Susi, juga berhasil meraih medali emas di nomor tunggal putra.
Alan mengalahkan rekan senegaranya, Ardy B. Wiranata, dalam pertandingan final yang berlangsung sengit dengan skor 15-12, 18-13.
Perolehan dua medali emas dari pasangan ini sekaligus menjadi momen bersejarah bagi Indonesia di ajang Olimpiade.
BACA JUGA:Inilah Kisah Pendekar Si Pahit Lidah Yang Menjadi Cerita Rakyat Asli Khas Sumatera Selatan!
2. Keberlanjutan Prestasi di Cabang Bulu Tangkis
Setelah keberhasilan Susi Susanti dan Alan Budikusuma, bulu tangkis terus menjadi andalan Indonesia di Olimpiade.
Pada Olimpiade 1996 di Atlanta, Amerika Serikat, pasangan ganda putra Ricky Subagja dan Rexy Mainaky berhasil menambah koleksi medali emas Indonesia dengan mengalahkan pasangan Malaysia, Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock, di final.
Pada Olimpiade 2000 di Sydney, Australia, Indonesia kembali meraih medali emas dari cabang bulu tangkis melalui pasangan ganda campuran, Tony Gunawan dan Candra Wijaya.
BACA JUGA:Legenda Si Pahit Lidah dan Batu Keramat di Desa Napal Licin, Yuk Cari Tahu Kisahnya!
Mereka berhasil menumbangkan pasangan Korea Selatan, Lee Dong-soo/Yoo Yong-sung, dalam pertandingan final yang mendebarkan.
Prestasi gemilang bulu tangkis Indonesia berlanjut pada Olimpiade 2004 di Athena, Yunani.
Taufik Hidayat, yang merupakan salah satu pemain bulu tangkis terbaik dunia, berhasil meraih medali emas di nomor tunggal putra setelah mengalahkan Shon Seung-mo dari Korea Selatan dengan skor 15-8, 15-7.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah Suku Pasemah dengan Suku Semende dengan Budaya dan Adatnya yang Menarik
3. Kembalinya Emas di Olimpiade 2008 dan 2016