Mengapa Suku Mapur Dijuluki Penjaga Alam Pulau Bangka? Ternyata Ini Alasannya!

Jumat 09-08-2024,15:14 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Almi

Kepercayaan dan Hubungan dengan Alam

Masyarakat adat Suku Mapur memiliki keyakinan yang kuat terhadap alam. 

Mereka percaya bahwa gunung, hutan, sungai, bumi, langit, dan hewan merupakan bagian dari alam semesta yang menyatu dengan roh nenek moyang mereka.

Oleh karena itu, alam harus dihormati dan dirawat, karena kerusakan alam diyakini akan mendatangkan bencana bagi manusia. 

BACA JUGA:Selain Nikmat dan Lezat! Inilah Sederet Kuliner Khas Suku Besemah yang Wajib Kamu Cicipi

Sebagian besar kehidupan Suku Mapur berpusat di sekitar hutan, di mana mereka bukan hanya menghasilkan pangan dan obat-obatan, tetapi juga memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Tantangan yang Dihadapi Suku Mapur

Seiring berjalannya waktu, ikatan kuat antara Suku Mapur dengan alam mulai terancam oleh berbagai aktivitas modern, terutama sejak masuknya perusahaan-perusahaan perkebunan sawit yang mengambil alih lahan dan hutan adat mereka. 

Salah satu perusahaan yang paling berpengaruh adalah PT Gunung Pelawan Lestari, yang sejak tahun 2006 telah memperluas perkebunan sawit di wilayah hidup Suku Mapur, termasuk di Desa Gunung Muda, Desa Gunung Pelawan, Desa Mapur, dan Desa Silip. 

BACA JUGA:Suku Jamee di Aceh: Menelusuri Sejarah dan Keunikan Budaya yang Membuatnya Istimewa

Perusahaan ini memperoleh izin dari pemerintah Kabupaten Bangka untuk mengelola lahan seluas 13.565 hektar, yang sebagian besar merupakan hutan adat Suku Mapur.

Hutan adat Suku Mapur kini tidak lagi diakui oleh pemerintah, melainkan telah berubah menjadi Hutan Produksi (HP), Area Penggunaan Lain (APL), dan Hutan Lindung (HL). 

Setelah reformasi tahun 1998 dan terbentuknya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2000, pemerintah mulai mengeluarkan izin usaha yang memanfaatkan kawasan adat Suku Mapur. 

Hal ini membuat hutan adat yang diklaim oleh Suku Mapur menjadi tidak aman dan rentan terhadap penggusuran.

BACA JUGA:Menyingkap Sejarah Suku Lintang: Kontribusi dan Dampaknya di Sumatera Selatan

Permasalahan semakin memburuk dengan masuknya perusahaan perkebunan sawit lainnya, seperti PT Alam Lestari, yang menambah keresahan masyarakat Desa Mapur. 

Kategori :