PAGARALAMPOS.COM - Kesultanan Deli, sebuah kerajaan Islam yang berdiri di Sumatera Utara, memiliki sejarah yang kaya dan pengaruh yang signifikan dalam budaya masyarakatnya.
Berikut adalah artikel yang menjelaskan tentang pengaruh Islam dalam sejarah dan budaya Kesultanan Deli di Sumatera Selatan:
Sejarah Kesultanan Deli
Kesultanan Deli didirikan pada tahun 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan, seorang panglima perang dari Kesultanan Aceh.
Kesultanan ini awalnya bernama Kerajaan Al Mu'tasim Billah Deli dan berkembang menjadi salah satu pusat perdagangan yang maju di kawasan Selat Malaka. Wilayahnya subur dan strategis, membuatnya menjadi tempat perjumpaan berbagai etnis di Sumatera Utara dan Nusantara.
Pengaruh Islam
Islam memiliki peran penting dalam sejarah dan budaya Kesultanan Deli. Kesultanan ini berdiri di atas dasar keislaman yang kuat, sehingga Islam mendarah daging dalam masyarakatnya.
Sultan Deli berperan sebagai kepala pemerintahan, pemimpin sosial, dan pemangku budaya, menyatukan berbagai suku di Sumatera menjadi satu identitas keislaman.
Peninggalan Kesultanan Deli
Kesultanan Deli meninggalkan beberapa peninggalan yang masih berdiri hingga saat ini. Salah satu contoh adalah Istana Maimun, yang dibangun pada masa Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah dan dirancang oleh arsitek asal Italia dengan biaya sebesar 1 juta Gulden.
Istana ini juga merupakan contoh pengaruh Islam dalam arsitektur, dengan bentuk kurva atau arkade di beberapa bagian atap.
Masjid Raya Al-Mashun Medan
Masjid Raya Al-Mashun Medan adalah salah satu peninggalan Kesultanan Deli yang paling terkenal. Dibangun pada 21 Agustus 1906 M dan digunakan pertama kali di tahun 1909 M, masjid ini memiliki kubah berbentuk pipih dan hiasan bulan sabit di puncaknya.
Masjid ini juga merupakan saksi penyebaran agama Islam di Provinsi Sumatera Utara.