Menyingkap Sejarah Suku Lintang: Kontribusi dan Dampaknya di Sumatera Selatan

Rabu 07-08-2024,07:53 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Namun, perbedaan antara naga Jerman dan ular biasa sering kali kabur pada penggambaran awal, keduanya disebut sebagai “ormr” dalam mitologi Nordik atau “wyrm” dalam bahasa Inggris Kuno. Evolusi cacing tak bersayap menjadi naga terbang berkaki empat kemungkinan besar disebabkan oleh pengaruh negara-negara Eropa lainnya, yang difasilitasi oleh Kristenisasi wilayah tersebut pada tahun-tahun berikutnya. 6. Naga dalam Suku Aztec dan Maya  Lebih jauh ke selatan, di antara peradaban Aztec dan Maya, penggambaran naga sebagai ular berbulu ada di mana-mana. 

Pertama kali dipuja di Teotihuacan pada abad ke-1 SM, dewa tersebut awalnya digambarkan sebagai ular sungguhan.

BACA JUGA:Mengenal Masjid Tua Tondon, Jejak Sejarah Islam di Kabupaten Enrekang

Namun seiring berjalannya waktu, dewa ini berubah menjadi sosok yang juga memiliki ciri-ciri mirip manusia. Suku Maya Yucatec memuja Kulkulkan, sedangkan suku Aztec kemudian memuja Quetzalcoatl, keduanya melambangkan ular berbulu, dewa dasar dalam mitologi wilayah tersebut.

Kategori :