Eksplorasi Suku-Suku di Sulawesi Utara: Sejarah, Budaya, dan Karakteristik Unik

Selasa 06-08-2024,11:32 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Kuliner khas mereka termasuk tinutuan (bubur manado), brenebon (sup kacang merah), dan cakalang fufu (ikan cakalang asap), dengan beberapa makanan eksotis seperti ular dan tikus.

Suku Bantik

Suku Bantik, yang masih memiliki hubungan dengan suku Minahasa, mendiami daerah seperti Kalasei dan Buha.

Mereka memiliki kesamaan fisik dengan suku Minahasa dan berbicara dalam bahasa Bantik, yang termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia dengan berbagai dialek.

Suku ini dikenal dengan sifat sederhana, keterampilan bercocok tanam, dan berdagang, serta mayoritasnya memeluk agama Kristen.

Makanan khas Bantik meliputi nasi jagung dan ikan roa bakar.

Suku Tonsea

Sebagai bagian dari kelompok Minahasa, suku Tonsea tinggal di timur laut Kabupaten Minahasa.

Nama "Tonsea" berarti "orang-orang yang tinggal di dekat laut." Mereka berbicara bahasa Tonsea, yang juga merupakan bagian dari rumpun bahasa Austronesia.

Suku ini dikenal karena keberanian dan keterampilan mereka dalam berlayar dan memancing. Kuliner khas mereka termasuk nasi jaha dan sambal dabu-dabu.

Suku Ponosakan

Suku Ponosakan, yang juga merupakan bagian dari Minahasa, menghuni kecamatan Belang dan Ratatotok di Kabupaten Minahasa Tenggara.

Mereka berbicara bahasa Ponosakan dengan beberapa dialek dan dikenal karena sifat taat serta keterampilan dalam bertani.

Makanan khas mereka serupa dengan Bantik, seperti nasi jagung dan ikan roa bakar.

Suku Sangir

Suku Sangir, yang tinggal di Kepulauan Sangihe dan Talaud, memiliki ciri fisik mirip dengan suku Minahasa dan Bantik.

Kategori :