BACA JUGA:Ada Jejak Majapahit di Bromo, Tempat Suci Abdi Dewata
Di Bali, kawasan suci ini dikenal dengan nama Pamelajan dan merupakan tempat dilakukannya ritual.
“Ritual sehari-hari untuk keluarga dan kelompok keluarga. Bahkan ada kecamatan Pamelajan setingkat desa dan kerajaan, lanjutnya.
Di sisi pemukim, banyak terdapat tembikar Cina dari berbagai era.
Bangunan di lokasi ditemukan tumpang tindih dan beberapa bangunan terbengkalai dan diganti dengan bangunan baru yang kemudian dijadwalkan untuk ditinggalkan.
Ini menunjukkan bahwa aktivitas penduduk Grogol "cukup massif dan terjadi dalam dua periode masa, yakni sebelum Majapahit dan pada masa Majapahit," tulis Dimas.
BACA JUGA:Wisata Sejarah d Desa Trowulan, Jejak Keagungan Majapahit
BACA JUGA:Perkembangan Teknologi Pembuatan Jamu di Majapahit: Evolusi dan Warisan Kesehatan Nusantara
Tetapi yang jelas sisa-sisa bangunan yang ditemukan para arkeolog di Situs Grogol, membuktikan satu hal.
Kawasan itu dipenuhi dengan nuansa elit, sebagaimana yang Junus juga terangkan dalam hasil penelitian di dalam.
Banyak bangunan memiliki pendopo atau balai. Di dalam bangunan tempat tinggal pun memiliki tembok yang tinggi dan rapat pada beberapa ruang untuk menjaga privasi.
Rumah pun dibuat memiliki teras yang tinggi, yang menurut Dimas, untuk menuansakan kasta penghuni.
BACA JUGA:Desa Bejijong: Melihat Warisan Kerajaan Majapahit melalui Arsitektur dan Prasasti
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Situs Grogol adalah daerah hunian.
Berdasarkan ukuran rumah dan artefak-artefak hasil temuan, dapat disimpulkan bahwa penghuninya berasal dari kelompok elit.
"Kemungkinan bangsawan kerajaan Majapahit, meskipun tempat tinggalnya terletak cukup jauh dari pusat kota," tulis Junus.