Wisata Sejarah d Desa Trowulan, Jejak Keagungan Majapahit

Selasa 30-07-2024,21:56 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Bodok

Di Bejijong kini masih terdapat tinggalan dua candi, yaitu Candi Brahu dan Candi Gentong.

Makam Putri Cempa yang terletak tak jauh dari kawasan kolam Segaran dipercaya warga sebagai salah satu selir raja Majapahit asal Campa, begitulah legendanya, entah bagaimana sejarah sesungguhnya.

Pastinya, makam Islam abad ke-15 ini ramai dikunjungi peziarah pada hari-hari tertentu pada penanggalan Jawa.

Jika Anda meniti dari garis tengah kolam Segaran menuju ke arah timur, Anda akan menemui sebuah reruntuhan Candi Menak Jinggo

Dipadu dengan bongkahan-bongkahan batu andesit. Sebuah patung garuda dari candi ini telah dipindahkan ke Museum Trowulan.

BACA JUGA:Kampung Majapahit: Jejak Arsitektur Kerajaan yang Memukau di Indonesia

Tidak afdol apabila berkunjung ke tanah bekas kota kuno ini tanpa menyambangi Museum Trowulan yang merupakan museum dengan koleksi terlengkap tinggalan Majapahit: arca, relief, patung terakota, hingga pipa-pipa kuno.

Di hamparan halaman museum itu terdapat struktur-struktur bangunan permukiman kuno yang ditampak-ulangkan beserta kearifannya: selokan batu bata dan lantai kerakal yang disusun supaya air mudah meresap.

Wicaksono Dwi Nugroho, selaku Koordinator Museum Trowulan telah merintis “Komunitas Jawa Kuno” yang sebulan dua kali bertemu di Museum Trowulan.

Dia mengatakan bahwa komunitas ini bergiat bagaimana menulis huruf dan angka Jawa kuno, hingga membaca prasasti.

Meskipun baru berjalan setengah tahun, paguyuban ini sudah menggaet anggota sejumlah 30-40 orang awam asal kota-kota di Jawa Timur hingga Yogyakarta. 

BACA JUGA:Penemuan Situs Bhre Kahuripan: Mengungkap Jejak Sejarah Kerajaan Majapahit

Inilah salah satu bentuk pelestarian budaya yang dilakukan masyarakat secara sukarela untuk menyelamatkan warisan leluhur.

Malam itu perempatan desa Trowulan kian hingar bingar. Sesajen pisang, kembang, dan kemenyan menyeruakkan aroma magis.

Lelaki berbadan gempal yang memerankan penari pembuka atau ganongan telah kesurupan.

Bagi para penari, tak ada makna khusus dari tarian ini selain mewarisi budaya leluhur tanah Majapahit, sekaligus memberikan keselamatan desa.

Kategori :