Bagaimana Kerajaan Kanjuruhan Membangun Kawasan Malang? Begini Sejarahnya!

Kamis 30-01-2025,18:01 WIB
Reporter : Almi
Editor : Almi

Raja Dewa Singha memiliki putra bernama Liswa, yang kemudian memimpin kerajaan dengan gelar Gajayana. 

Di bawah pemerintahan Raja Gajayana, Kerajaan Kanjuruhan mengalami perkembangan pesat dalam berbagai aspek, termasuk pemerintahan, sosial, ekonomi, dan seni. 

Raja Gajayana menciptakan tempat suci untuk memuliakan Resi Agastya dan membuat arca dari batu hitam yang sangat bagus sebagai pengganti arca kayu.

Raja Gajayana hanya memiliki seorang putri, Uttejana, yang kemudian menikah dengan Pangeran Jananiya dari Paradeh. 

BACA JUGA:Menjelajahi Sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Mengenal 10 Peninggalannya

Setelah kematian Raja Gajayana, Uttejana dan Pangeran Jananiya melanjutkan kepemimpinan Kerajaan Kanjuruhan dengan penuh keadilan. 

Kerajaan ini terkenal dengan kepemimpinan yang baik dan kemurahan hati, mengikuti garis keturunan Raja Dewa Singha.

Setelah berganti nama menjadi Kanuruhan, pejabat yang memimpin tidak hanya mengurus pemerintahan Kanuruhan tetapi juga memegang posisi dalam Kerajaan Mataram Kuno.

Runtuhnya Kerajaan Kanjuruhan

BACA JUGA:Batu Ajaib dari Langit? Mengupas Kisah Penemuan Meteorit Maryborough yang Menggemparkan!

Menurut catatan sejarah, Kerajaan Kanjuruhan tidak bertahan lama. Banyak ahli yang berpendapat bahwa runtuhnya kerajaan ini disebabkan oleh ekspansi kerajaan-kerajaan lain, seperti Balitung, Daksa, Tulodong, dan Wawa, yang merupakan keturunan Mataram Kuno. 

Balitung yang memerintah dari tahun 898-910 Saka memusatkan pemerintahannya di Kediri, sedangkan Kanjuruhan berhasil ditaklukkan oleh Kerajaan Mataram Kuno.

Meskipun Kanjuruhan tidak sepenuhnya hilang, statusnya berubah menjadi Kanuruhan di bawah gelar pemimpinnya Rakai Kanuruhan. 

Perubahan status ini pertama kali disebutkan dalam Prasasti Wurandungan B, yang ditulis pada tahun 865 Saka, yang memuat kata 'Watek Kanuruhan'. 

BACA JUGA:Sebagian Wanita Sparta Punya Dua Suami, Mengupas Kisah Sejarah Yunani Kuno!

Dalam konteks Jawa Kuno, 'watek' merujuk pada wilayah yang terdiri dari beberapa wanua (desa) yang dipimpin oleh seorang rakai atau rakarayān.

Kategori :