PAGARALAMPOS.COM – Penemuan baru di Mojokerto, Sumatera Utara, telah mengejutkan publik dengan penemuan artefak kuno dari era Kerajaan Majapahit. Tim arkeolog yang sedang menggali Situs Bhre Kahuripan di Desa Klinterejo baru-baru ini menemukan sebuah mata tombak selama tahap keenam ekskavasi.
Mata tombak yang ditemukan dalam kondisi berkarat ini terletak di atas struktur pagar kuno yang merupakan bagian dari Candi Tribhuwana Tunggadewi. Muhammad Ichwan, ketua tim ekskavasi dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim, melaporkan bahwa mata tombak ditemukan pada kedalaman 50 cm pada 31 Juli 2023.
Artefak ini, yang merupakan sebilah mata tombak kuno, ditemukan pada hari ke-13 penggalian dan diperkirakan berasal dari era Majapahit. Mata tombak tersebut ditemukan di sisi utara Lapangan Klinterejo, dalam posisi membujur dari timur ke barat tanpa gagang, dan memiliki ujung yang bengkok.
Struktur pagar tempat penemuan mata tombak ini merupakan pagar kedua dari Candi Tribhuwana Tunggadewi, yang terletak di bagian barat lapangan sepak bola Desa Klinterejo dan membentang dari utara ke selatan. Setelah dokumentasi dan pengangkatan, mata tombak tersebut hanya ditemukan bilahnya saja.
Mata tombak ini berukuran sekitar 30 cm x 4 cm dengan ujung bawah yang bengkok dan permukaan yang sudah berkarat. Tim arkeolog berencana untuk mencari referensi lebih lanjut untuk menentukan gaya dan asal-usul mata tombak ini.
Penemuan ini adalah yang pertama dari jenisnya di Situs Bhre Kahuripan, dan setelah diamankan, artefak ini akan diserahkan kepada tim konservasi untuk perawatan lebih lanjut.
Ekskavasi tahap enam, yang berlangsung dari 17 Juli hingga 16 Agustus, mencakup area seluas 217,5 kotak gali atau 870 meter persegi, dan difokuskan pada tiga titik utama, melanjutkan pekerjaan dari tahap sebelumnya.
Titik pertama terletak di barat lapangan sepak bola Klinterejo hingga kebun tebu di selatannya, dengan tujuan menemukan pagar kedua Candi Tribhuwana Tunggadewi. Titik ketiga berada di sebelah barat balai tani, dikenal sebagai Situs Klinterejo, dan bertujuan menampilkan struktur unik berbentuk bujur sangkar seluas 17 x 17 meter.
Situs Bhre Kahuripan diperkirakan sebagai kompleks permukiman elit yang juga memiliki bangunan keagamaan seperti candi, mencakup area sekitar 6 hektare. Candi Tribhuwana Tunggadewi, yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389 Masehi), memiliki ukuran 14 x 14 meter dan dilengkapi dengan batu yoni yang menunjukkan tahun 1294 Saka atau 1372 Masehi.
Selain itu, ditemukan juga lempengan emas berbentuk kura-kura dan arca berbahan batu andesit yang rusak. Di sebelah utara Candi Tribhuwana Tunggadewi, ditemukan struktur berdenah persegi panjang yang diduga merupakan altar pemujaan.