Menelusuri Jejak Suku Aborigin: Kehidupan di Australia Sejak 65.000 Tahun Lalu

Senin 05-08-2024,12:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM – Suku Aborigin Australia, yang merupakan penduduk asli benua tersebut, telah menetap di wilayah ini selama lebih dari 65.000 tahun. Dalam pandangan global, mereka dianggap sebagai salah satu kelompok manusia tertua yang hidup di luar Afrika, seperti yang dinyatakan oleh Erin Blakemore di National Geographic.

Masyarakat Aborigin memiliki keanekaragaman budaya yang luar biasa, dengan lebih dari 250 kelompok bahasa berbeda di seluruh Australia. Saat ini, sekitar 3% dari populasi Australia terdiri dari orang Aborigin.

Namun, asal usul dan nasib masyarakat adat Australia masih menjadi topik perdebatan. Mereka menghadapi berbagai masalah, dari ketidaksetaraan sosial hingga keterwakilan hukum. Apa sebenarnya asal-usul dan kisah mereka dalam sejarah dunia?

Pengelompokan Suku Aborigin

Suku Aborigin Australia terbagi menjadi dua kelompok utama. Pertama, suku Aborigin, yang berhubungan dengan masyarakat yang mendiami daratan Australia ketika Inggris mulai menjajah pada tahun 1788. Kedua, masyarakat Torres Strait Islander yang berasal dari Kepulauan Selat Torres, yang dianeksasi oleh Queensland pada tahun 1879.

Secara hukum, istilah "Pribumi Australia" mencakup orang yang memiliki keturunan Aborigin atau Penduduk Pribumi Selat Torres dan diakui oleh komunitasnya.

Asal Usul Aborigin

Studi genetik pada tahun 2017 menunjukkan bahwa seluruh masyarakat adat saat ini memiliki hubungan dengan kelompok leluhur yang sama. Mereka adalah bagian dari populasi yang muncul di Australia sekitar 50.000 tahun yang lalu.

Para peneliti percaya bahwa mereka melakukan migrasi dari Asia ke Australia utara menggunakan kapal primitif. Menurut teori saat ini, kelompok awal meninggalkan Afrika sekitar 70.000 tahun yang lalu, menjadikan mereka manusia tertua yang dikenal di luar Afrika.

Pendudukan Inggris

Saat Inggris menjajah Australia pada tahun 1788, diperkirakan jumlah penduduk Aborigin Australia antara 750.000 hingga 1,25 juta. Tidak lama kemudian, epidemi melanda komunitas adat dan Inggris mulai mengambil alih tanah mereka. 

Beberapa penduduk asli melawan penjajahan, dan diperkirakan 20.000 orang tewas dalam konflik kekerasan. Meskipun ada perlawanan, banyak yang mengalami penindasan. Banyak komunitas mereka dihancurkan dan diperlakukan dengan keras oleh pemukim Inggris.

Para peneliti mencatat setidaknya 270 kasus pembantaian warga Aborigin selama 140 tahun, meskipun istilah "genosida" masih diperdebatkan. Namun, secara umum, kekerasan terhadap penduduk asli dianggap sebagai upaya untuk memusnahkan mereka.

Generasi yang Terampas

Antara 1910 dan 1970, antara 10 hingga 33 persen anak-anak Aborigin Australia dipindahkan secara paksa dari keluarga mereka sebagai bagian dari kebijakan asimilasi pemerintah. Mereka ditempatkan di panti asuhan atau lembaga dan dilarang berbicara dalam bahasa asli mereka, dengan nama mereka sering diubah.

Kategori :