Madakaripura yang Mistis: Kisah Sejarah dan Moksa Patih Gajah Mada

Kamis 25-07-2024,04:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Di balik lembah-lembah hijau Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, terdapat sebuah air terjun yang memukau dengan keindahannya dan sarat akan cerita sejarah.

Air Terjun Madakaripura, sekitar 33 kilometer dari Seruni Point di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, adalah tempat yang kaya akan mitos dan sejarah mendalam.

Mitos dan Sejarah

Menurut legenda, Air Terjun Madakaripura adalah tempat pertapaan terakhir Patih Gajah Mada, tokoh legendaris Kerajaan Majapahit, sebelum mencapai moksa—keadaan lepas dari reinkarnasi. Nama Madakaripura berasal dari tiga kata: “mada” (dari nama Gajah Mada), “kari” (peninggalan), dan “pura” (tempat sembahyang atau meditasi).

Berdasarkan mitos ini, air terjun ini mendapat julukan ‘air terjun abadi’ karena sumber airnya yang tidak pernah kering, simbol keabadian.

Keindahan Alam yang Memukau

Dengan tebing setinggi sekitar 200 meter, Air Terjun Madakaripura menjadi salah satu air terjun tertinggi di Pulau Jawa.

Bentuk tebing yang melingkar seperti gelas raksasa menambah keunikan dan keagungan tempat ini. Air yang mengalir dari atas serta melalui celah-celah sempit di tebing menciptakan efek hujan yang menambah keindahan dan kesegaran alam sekitar.

Akses dan Waktu Terbaik untuk Berkunjung

Untuk mencapai Air Terjun Madakaripura, pengunjung bisa menggunakan kendaraan umum atau pribadi dari Kota Probolinggo menuju Dusun Branggah di Desa Negororejo, Kecamatan Lumbang.

Perjalanan dilanjutkan dengan trekking sekitar 20 menit, namun keindahan yang ditawarkan sepadan dengan usaha yang dilakukan.

Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada akhir musim penghujan, seperti bulan Mei hingga Juni, di pagi hari ketika cuaca cenderung lebih cerah.

Memelihara Warisan Alam dan Sejarah

Air Terjun Madakaripura tidak hanya menawarkan pemandangan indah, tetapi juga pengalaman yang menyentuh jiwa, menghubungkan kita dengan alam dan sejarah yang kaya. Jangan lupa membawa jas hujan untuk tetap kering saat menikmati keajaiban alam ini.

Mari lestarikan dan nikmati warisan alam dan sejarah Indonesia yang berharga ini.

Kategori :