Meski masih ada, status Kerajaan Kanjuruhan berubah menjadi kerajaan bawahan dan dikenal sebagai Kanuruhan.
Wilayah kekuasaan Kanuruhan meliputi Landungsari di barat hingga Pakis di timur serta Polowijen di utara hingga Turen di selatan.
Di masa tersebut, jabatan penguasa wilayah Kanuruhan tidak lagi disebut sebagai raja, melainkan Rakryan, yang berarti bangsawan penguasa tempat tertentu.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Kerajaan Gunung Sahilan: Pusat Kebudayaan dan Sejarah Melayu-Islam di Sumatera
Wilayah dari Kanjuruhan dan Kanuruhan ini kemudian membentuk dasar bagi perkembangan kerajaan-kerajaan berikutnya seperti Tumapel dan Kerajaan Singhasari, hingga akhirnya menjadi wilayah Malang raya yang dikenal saat ini.
Warisan Sejarah dan Nama Tempat
Kerajaan Kanjuruhan memiliki pengaruh yang signifikan dalam sejarah Indonesia, khususnya dalam perkembangan peradaban di Jawa Timur.
Hingga kini, nama dan simbol dari Raja Gajayana serta Kerajaan Kanjuruhan masih terlihat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Kerajaan Pajajaran: Kisah Para Raja dan Situs Warisan yang Masih Tersisa
Di Kabupaten Malang, sebuah stadion diberi nama Stadion Kanjuruhan, sedangkan di Kota Malang terdapat Stadion Gajayana.
Tahun penemuan prasasti abad ke-7 juga dipakai sebagai hari jadi Kabupaten Malang.
Jejak sejarah Kerajaan Kanjuruhan, meskipun tidak lagi berdiri sebagai kerajaan besar, tetap memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan dan identitas wilayah Malang dan sekitarnya.
Sejarahnya yang kaya dan peninggalan-peninggalan bersejarah menjadi bagian penting dari warisan budaya dan sejarah Indonesia yang patut dilestarikan dan dihargai.*
Source: www.liputan6.com - Mengenal Sejarah Kerajaan Kanjuruhan, Cikal Bakal Munculnya Malang