Keputusan ini didasarkan pada beberapa pertimbangan strategis.
Salah satunya adalah sejarah panjang pabrik di Indonesia, yang telah mengembangkan proses produksi dari hulu hingga hilir, termasuk pressing dan assembling.
Pabrik ini juga telah mendapatkan investasi tambahan dan menambah tenaga kerja, yang meningkatkan nilai brand Suzuki di pasar lokal dan internasional.
Amano menjelaskan, “Pabrik Indonesia memiliki keunggulan karena sejarahnya yang sudah lama dan proses produksinya yang sudah matang.
BACA JUGA:7 Pantai di Lampung yang Punya Keindahan Memukau, Cocok Untuk Healing Bareng Teman
Kami telah berinvestasi besar di sini dan meningkatkan kapasitas produksi, yang membuatnya menjadi lokasi yang ideal untuk memproduksi model CKD yang akan diekspor ke berbagai negara.”
Dampak dan Prospek Masa Depan
Dengan penutupan pabrik di Thailand, Suzuki Indonesia akan menghadapi tanggung jawab yang lebih besar.
Pabrik di Indonesia tidak hanya akan memenuhi kebutuhan pasar domestik tetapi juga berorientasi pada pasar ekspor, khususnya untuk wilayah ASEAN.
BACA JUGA:Penawaran Menarik!, Suzuki Baleno Diskon Rp 23 Juta dengan Fitur Premium dari Grand Vitara
“Kami berencana untuk memproduksi model yang tidak hanya untuk Indonesia tetapi juga untuk pasar ASEAN,” kata Amano.
“Ini berarti kami harus meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas model yang kami rakit.”
Meskipun model CKD yang akan diproduksi belum diumumkan, rencana ini menunjukkan komitmen Suzuki terhadap pasar Indonesia dan Asia Tenggara.
Penambahan model CKD diharapkan dapat membantu Suzuki mempertahankan daya saingnya di pasar global dan meningkatkan kontribusi ekspor dari pabrik Indonesia.
BACA JUGA:Bkin Rileks, Inilah 7 Pemandian Air Panas di Lampung yang Wajib Dikunjungi
Reaksi Industri dan Konsumen