PAGARALAMPOS.COM - Suku Ogan atau Jeme Ugan adalah salah satu kelompok etnis yang mayoritas bermukim di Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung.
Masyarakat suku Ogan tersebar di Kabupaten Ogan Komering Ulu (Baturaja, Ulu Ogan, Semidang Aji, Lubuk Batang, Peninjauan, Pengandonan), Kabupaten Ogan Komering Ilir (Muara Baru, Anyar dan Banding Anyar), Kabupaten Ogan Ilir (Kecamatan Muara Kuang) di sepanjang aliran Sungai Ogan (Ayakh Ugan).
Dan juga terdapat kantong populasi kecil di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (Tugu Harum Belitang, Mendah dan Martapura).
Selain di Sumatera Selatan, Suku Ogan dapat dijumpai dalam jumlah yang sangat besar di Lampung meliputi Kabupaten Way Kanan (Way Tuba, Banjit dan Kasui), Lampung Utara (Kotabumi, Bukit Kemuning dan Ogan Lima), Pesawaran (Tegineneng), Lampung Barat (Sukau), Lampung Selatan, Kota Metro dan Lampung Timur.
BACA JUGA:Tradisi Perkawinan dan Upacara Adat Suku Rejang: Menelusuri Warisan Budaya di Provinsi Bengkulu
Jumlah populasi suku Ogan pada sensus terakhir (tahun 2010) diperkirakan sebanyak 720.000 orang
Berdasarkan buku De Palembangsche Marga oleh Van Royen (1927), Eenige Bijzonderheden Omtrent Palembang oleh C.F.G. Praetorius (1843), Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië vol. 20 oleh Achtste Jaargang (1846) serta Bermukim di Tepian Sungai Ogan : Etnografi Masyarakat dan Budaya Ogan di Pengandonan oleh Zainal Arifin dkk. (2019).
Gelombang masyarakat suku Ogan pertama dan tertua berasal dari wilayah Gunung Seminung-Pesagi pada abad ke-14 dengan pemukiman pertama berada di Ulu Tenggayak yang kini berada di wilayah administrasi Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Dari wilayah ini masyarakat Ogan pertama melakukan pembukaan rimba untuk pemukiman (nyusuk).
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah Suku Akit di Pulau Rupat, Riau
Dari keturunan ini melahirkan orang-orang Ogan klasik/pertama yang meliputi kemargaan Temenggungan (Ulu Ogan), Samikerian (Pengandonan), dan Aji (Semidang Aji).
Dari keturunan inilah juga mereka mempelopori keadatan Ogan dan masih memelihara kesenian asal mereka yaitu kesenian Nyambai, Ngigal, dan Kulintangan.
Di masa ini terjadi perubahan kultural yang sangat signifikan terutama dalam bahasa dan budaya generik, yaitu masyarakat Ogan menganut bahasa Melayu Tengah sehubungan dengan permasalahan wilayah mereka dengan orang-orang Besemah.
Gelombang selanjutnya datang dari rombongan orang-orang Bangkahulu/Sungai Serut/Bengkulu yang melalui wilayah Ulu Tenggayak.
BACA JUGA:Mengenal Suku Rejang, Etnis Pertama Penghuni Wilayah Bengkulu