Mengungkap Sejarah Tokoh Tiga Serangkai, Simak Disini Profil dan Kisah Perjuangannya

Kamis 11-07-2024,16:14 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Almi

Pada akhir tahun 1912, pemerintah kolonial Belanda melarang IP karena dianggap radikal. 

Pada Agustus 1913, Soewardi dan Tjipto dituduh menghasut rakyat untuk memboikot perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda. 

Soewardi menghasut melalui artikelnya yang berjudul "Als ik een Nederlander was" (Seandainya saya seorang Belanda), yang mempertanyakan dan memprotes perayaan kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. 

BACA JUGA:Berkedok Demi Kesejahteraan Rakyat! Inilah Ritual Menyimpang Raja Kertanegara

Tjipto, bersama Soewardi, Abdoel Moeis, dan Wignjasastra, mengkampanyekan boikot melalui Komite Boemi Poetra.

Douwes Dekker, dianggap sebagai dalang di balik penghasutan tersebut. 

Ketiganya dihukum dengan pengasingan: Tjipto ke Banda, Soewardi ke Bangka, dan Dekker ke Timor. 

Kemudian, atas permintaan mereka, pengasingan dipindahkan ke Belanda.

BACA JUGA:Silsilah Keluarga Mahabharata, Mengungkap Asal Usul Pandawa dan Kurawa

Di Belanda, Soewardi bertahan hidup dengan menjadi jurnalis untuk surat kabar dan majalah Belanda. 

Surat kabar Het Volk dan De Nieuwe Grone Amsterdamer yang bersikap bersahabat dengan Tiga Serangkai memberi mereka kesempatan untuk menulis tentang cita-cita perjuangan kemerdekaan Indonesia. 

Pengaruh Tiga Serangkai di Belanda membuat Perhimpunan Indonesia (Indische Vereeniging) semakin menunjukkan semangat kebangsaan dan kemerdekaan.

Pengetahuan dan Pemahaman Pendidikan Soewardi

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Kota Cibaduyut, Pusat Kreativitas Sepatu Bandung yang Menawan

Selama pengasingannya di Belanda, Soewardi mempelajari masalah pendidikan dan pengajaran.

 Pengalaman ini memberinya wawasan yang berharga, yang kemudian ia terapkan saat mendirikan Taman Siswa di Indonesia. 

Kategori :