Mengungkap Kejayaan Kerajaan Pajang: Peran Strategis dalam Sejarah Islam di Jawa Tengah

Rabu 24-07-2024,16:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Kerajaan Pajang, yang didirikan di Pulau Jawa pada abad ke-16, memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di wilayah tersebut, khususnya di Surakarta. Sebagai penerus Kesultanan Demak yang runtuh akibat persaingan kekuasaan di kalangan adipati, Kerajaan Pajang muncul sebagai kekuatan baru.

Berpusat di daerah perbatasan Desa Pajang, Kota Surakarta, dan Desa Makamhaji, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Kerajaan Pajang memiliki peran signifikan dalam penyebaran agama Islam dan perkembangan peradaban di Jawa Tengah.

Sejarah Berdirinya Kerajaan Pajang

Kerajaan Pajang didirikan oleh Sultan Hadiwijaya, yang dikenal sebagai Jaka Tingkir, seorang bupati Demak yang berhasil menghentikan pemberontakan Arya Penangsang, adipati Jipang yang memberontak terhadap Sultan Trenggana, raja terakhir Demak.

Menurut buku "Sejarah Peradaban Islam di Indonesia" karya Suyuthi Pulungan (2022), Jaka Tingkir mendapat dukungan dari Sunan Kalijaga, salah satu wali Songo, yang memungkinkannya menggantikan Sultan Trenggana sebagai raja Demak pada tahun 1546. Namun, Jaka Tingkir memilih untuk tetap berkuasa di Pajang tanpa memindahkan pusat pemerintahannya ke Demak. Ia tidak menggunakan gelar sultan, melainkan senopati ing alaga (pemimpin perang), untuk menghindari konflik dengan para adipati yang masih mengklaim keturunan Majapahit.

Puncak Kejayaan Kerajaan Pajang

Di bawah pemerintahan Sultan Hadiwijaya, Kerajaan Pajang mencapai puncak kejayaannya. Wilayah kekuasaannya meliputi Mataram, Madiun, Kediri, Pasuruan, Tuban, Gresik, Surabaya, Madura, dan Blambangan. Kerajaan ini menjalin hubungan diplomatik yang baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara seperti Aceh, Banten, Cirebon, dan Makassar.

Sultan Hadiwijaya dikenal sebagai penguasa yang bijaksana, adil, dan dermawan. Ia sangat menghormati ulama dan wali yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Jawa. Selama masa pemerintahannya, kesejahteraan rakyat menjadi prioritas utama. Sultan Hadiwijaya memberikan bantuan kepada rakyat yang membutuhkan berupa tanah atau hewan ternak, menunjukkan perhatian besar terhadap kesejahteraan sosial.

Warisan dan Keindahan Kerajaan Pajang

Salah satu warisan penting dari Kerajaan Pajang adalah makam Sultan Hadiwijaya di Desa Makamhaji, Kartasura. Makam ini dikelilingi oleh tembok bata yang dihiasi kaligrafi Arab, dengan gapura paduraksa yang indah berukiran kayu. Selain menjadi situs bersejarah, tempat ini juga menjadi simbol penghormatan terhadap seorang raja yang banyak berkontribusi bagi kemajuan Islam dan masyarakat di Jawa Tengah.

Akhir Kejayaan Kerajaan Pajang

Kerajaan Pajang mengalami kejatuhan pada tahun 1587 setelah Sultan Hadiwijaya meninggal tanpa meninggalkan pewaris tahta. Sebelum wafat, ia menyerahkan tahtanya kepada Ki Ageng Pemanahan, bupati Mataram yang juga anak angkatnya. Ki Ageng Pemanahan kemudian mendirikan Kerajaan Mataram, yang menjadi cikal bakal Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta.

Pengaruh Kerajaan Pajang dalam Penyebaran Islam

Pengaruh Kerajaan Pajang dalam penyebaran Islam di Jawa sangat signifikan. Sebagai penerus Kesultanan Demak, Pajang melanjutkan misi penyebaran Islam dan memperkuat pengaruh agama di berbagai wilayah Jawa. Dukungan terhadap ulama dan wali menunjukkan komitmen kerajaan ini dalam memperkuat basis agama dan budaya Islam di masyarakat.

Budaya dan Kearifan Lokal

Kategori :