BACA JUGA:Baksos Donor Darah Hari Bhayangkara ke 78, Kapolres : Setetes Darah Sejuta Harapan
Pengamat Ketenagakerjaan Bicara Tajudin Nur Efendy, pengamat ketenagakerjaan, menyatakan bahwa PHK di sektor industri padat karya memang tidak bisa dihindarkan.
Penyebabnya adalah faktor eksternal seperti fluktuasi ekonomi dunia dan ketegangan geopolitik, serta faktor internal seperti turunnya daya beli masyarakat.
Menurutnya, berbagai insentif dan bansos yang digelontorkan pemerintah hanya memberikan dorongan sementara pada daya beli. Tantangan Ekonomi yang Lebih Besar Tajudin juga menyoroti bahwa inflasi tinggi dan kenaikan berbagai biaya seperti pajak dan upah buruh semakin membebani sektor industri.
BACA JUGA:Ganjar Pranowo Tanggapi Isu Anies Masuk Radar PDIP untuk Pilgub Jakarta 2024, Ini Tanggapannya!
Nilai tukar rupiah yang semakin lemah juga menambah beban, dengan kurs yang saat ini menyentuh level Rp 16.344 per dolar AS.
Jika kurs terus melemah hingga di atas Rp 17.000 per dolar AS, Tajudin memperingatkan bahwa Indonesia bisa mengalami krisis serupa tahun 1998. Data Pengangguran dari BPS Meskipun terjadi gelombang PHK, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa angka pengangguran menurun.
Pada Februari 2024, angka pengangguran di Indonesia mencapai 7,20 juta orang atau setara dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,82%.
BACA JUGA:Kapolri: Idul Adha Momentum Jaga Toleransi dan Persatuan
Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dan bahkan sebelum pandemi Covid-19. Tajudin menjelaskan bahwa penurunan angka TPT ini disebabkan oleh musim tanam pada Februari, di mana banyak masyarakat bekerja di sektor pertanian.
Namun, ia memperingatkan bahwa angka pengangguran kemungkinan akan meningkat pada Agustus, ketika banyak lulusan baru memasuki pasar kerja. Gelombang PHK ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi sektor industri Indonesia, yang harus beradaptasi dengan perubahan global dan tantangan ekonomi dalam negeri.
BACA JUGA:Panglima TNI Kunjungan ke MUI, Bahas Masalah Keagamaan dan Palestina
Dukungan dan kebijakan yang tepat sangat dibutuhkan untuk membantu industri dan pekerja melewati masa sulit ini. *