Teknologi Tinggi Tantang Industri Pangan Kecil di Luar Jawa

Minggu 16-06-2024,18:06 WIB
Reporter : Edi
Editor : Almi

Budaya kerja yang telah tertanam dalam tradisi lokal sering kali menjadi penghambat utama dalam mengadopsi teknologi baru.

Para pelaku usaha cenderung memilih untuk mempertahankan cara produksi yang sudah mereka kenal dan kuasai daripada memulai lagi dengan teknologi yang mereka anggap rumit dan mahal.

Langkah Menuju Solusi

Untuk mengatasi tantangan ini, Kemenperin berencana untuk meningkatkan edukasi dan pelatihan teknis bagi pelaku IKM.

BACA JUGA: Perubahan Jadwal Bansos, Mengapa Bantuan Pangan Kini Setiap Dua Bulan?, Cek Alasannya Disini!

Program ini diharapkan dapat merubah mindset mereka secara bertahap, serta membantu mereka memahami manfaat dari teknologi tinggi dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas produk mereka.

Selain itu, kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta juga menjadi kunci dalam mendukung transformasi digital ini.

Dengan adanya platform kolaboratif yang mendukung, diharapkan akan lebih mudah bagi IKM untuk memulai langkah awal dalam mengadopsi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Kesimpulan

BACA JUGA:DPR Setujui Tambahan Anggaran Rp2,4 Triliun untuk BPS Tahun 2025, Ini Alasannya!

Kemenperin menyadari bahwa perubahan tidak akan terjadi dalam semalam, terutama dalam mengubah paradigma dan menghadapi resistensi terhadap teknologi baru di kalangan IKM.

Namun, dengan komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dan terus menerus melakukan upaya penyuluhan serta pendampingan, harapan untuk meningkatkan daya saing dan kontribusi IKM terhadap ekonomi nasional tetap terbuka lebar.

Transformasi menuju industri pangan yang lebih maju dan berdaya saing tinggi bukanlah pilihan, melainkan keharusan dalam menghadapi dinamika ekonomi global saat ini. *

Kategori :