"Perilaku seperti ini tidak dapat ditoleransi dan sangat mencederai nilai-nilai kemanusiaan serta toleransi," ujar salah seorang aktivis hak asasi manusia dalam tanggapannya terhadap video tersebut.
"Pendidikan akan pentingnya menghormati martabat dan penderitaan orang lain harus ditanamkan sejak dini di kalangan remaja agar tidak terulang kejadian yang menyakitkan seperti ini."
Menanggapi kecaman yang keras, pihak sekolah tempat anak-anak tersebut belajar juga turut memberikan pernyataan resmi.
Mereka mengecam tindakan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap nilai-nilai moral yang harus ditanamkan di kalangan siswa.
"Kami akan mengambil tindakan disiplin yang tepat terhadap siswa-siswa yang terlibat sesuai dengan peraturan sekolah dan akan memberikan edukasi tambahan tentang pentingnya sikap empati dan penghargaan terhadap keragaman," kata Kepala Sekolah SMPN 216 dalam pernyataannya.
Kontroversi ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak tentang pentingnya kesadaran akan dampak dari setiap tindakan yang dilakukan di ruang publik, terutama di era digital ini di mana informasi dapat menyebar begitu cepat dan luas.
Diharapkan, insiden ini tidak hanya berhenti pada permintaan maaf belaka, tetapi juga menjadi pemicu untuk meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman dan penderitaan manusia di seluruh dunia. *