Fluktuasi Nilai Mata Uang
Perubahan nilai tukar mata uang memiliki dampak signifikan terhadap daya saing ekspor dan impor suatu negara.
Fluktuasi yang mendadak dan signifikan dalam nilai tukar dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam hubungan perdagangan internasional.
Bisnis.com melaporkan bahwa pada tahun 2024, proyeksi pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia masing-masing hanya sekitar 9% dan 9,4%, yang mengindikasikan penurunan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Penurunan ini disebabkan oleh pelemahan ekonomi dunia yang diharapkan terjadi pada tahun mendatang.
Fluktuasi Harga Komoditas
Harga komoditas global, seperti minyak, logam, dan produk pertanian, juga memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi dunia.
Perubahan harga ini sangat mempengaruhi negara-negara yang bergantung pada ekspor komoditas tertentu.
Meskipun harga beberapa komoditas seperti batubara diperkirakan stagnan pada tahun depan, proyeksi kenaikan harga minyak mentah memberikan dimensi tambahan dalam strategi ekspor Indonesia.
Menurut Bisnis.com, pertumbuhan positif di beberapa negara, terutama di Amerika Utara (2,2%), Amerika Selatan (3,3%), dan Asia (5,8%), dianggap sebagai peluang yang perlu dioptimalkan oleh Indonesia untuk memperluas pasar ekspornya.
Strategi Respon Indonesia
Menghadapi tantangan proyeksi penurunan permintaan global, Indonesia perlu mengadopsi strategi yang cermat dan terukur.
BACA JUGA:Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera): Membantu Masyarakat Dengan Keterbatasan Ekonomi
Salah satu langkah penting adalah meningkatkan pengeluaran fiskal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi domestik, terutama selama masa pemilihan umum yang diharapkan dapat memacu pertumbuhan GDP.