Menyelami Tradisi dan Sejarah Suku Helong: Warisan Budaya dari Maluku ke Nusa Tenggara Timur

Minggu 21-07-2024,08:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Legenda menyebutkan bahwa di Pantai Amboka, Koen Lai Bissi berubah menjadi seekor buaya, sehingga Lissin Lai Bissi mengambil alih kepemimpinan.

Perjalanan mereka berakhir di ujung timur Pulau Timor, tempat mereka mendirikan perkampungan tradisional Kaisalun (Fatufeto) dan Bunibaun (Bonipoi).

Warisan Budaya dan Bahasa

Bahasa Helong adalah salah satu peninggalan penting dari perjalanan suku ini.

BACA JUGA:Masih Hits, Inilah 8 Wisata Air Terjun yang Punya Keindahan Memukau di Lampung

BACA JUGA:Jelajahi 9 Kolam Pemandian Air Panas Terbaik di Sekitar Bandung, Wisata yang Cocok Menyegarkan Tubuh

Syair-syair adat dan penuturan tradisional memainkan peran besar dalam menjaga dan menyampaikan cerita asal-usul suku serta memperkuat ikatan persaudaraan di antara mereka.

Syair-syair ini bukan hanya hiburan, tetapi juga alat pendidikan dan transmisi nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Keindahan Pulau Sema

Selain budaya yang kaya, Suku Helong juga memperkenalkan kita pada keindahan alam Pulau Semau.

BACA JUGA:Pesona Pantai di Lampung Selatan, Liburan Hemat, Tiket Masuknya Cuma 10.000an

BACA JUGA:Wisata Memanjakan Lidah di Payakumbuh, Ada Kuliner Minang Yang Bikin Ngiler

Pantai Liman, dengan pasir putih yang halus dan pemandangan spektakuler dari puncak Bukit Liman, menjadi daya tarik utama.

Meskipun mendaki bukit ini membutuhkan stamina, pemandangan yang ditawarkan, terutama saat matahari terbenam, memberikan pengalaman yang tak terlupakan.

Selain itu, Pantai Otan dengan garis pantainya yang panjang dan ombak yang tenang, menawarkan ketenangan bagi pengunjung yang mencari kedamaian alam.

Adaptasi dan Ketahanan

Kategori :