PAGARALAMPOS.COM – Tindakan Hamas menekankan bahwa upaya negosiasi hanya akan diterima jika Israel berhenti menyerang Gaza.
Hal ini menunjukkan sikap tegas Hamas dalam memperjuangkan kepentingan rakyat Palestina di tengah konflik yang semakin meningkat.
Hamas, organisasi Palestina yang menguasai Jalur Gaza, menekankan bahwa mereka menolak untuk bernegosiasi dengan Israel di tengah serangan yang terus berlanjut di wilayah tersebut.
Keputusan ini didasarkan pada keyakinan bahwa negosiasi tidak relevan dalam konteks invasi Israel yang sedang berlangsung.
Hamas menekankan bahwa mereka akan terus mendukung perlawanan selama serangan terus berlanjut, dan menuntut agar Israel terlebih dahulu menghentikan agresinya sebelum perundingan dapat dimulai.
Hal ini mencerminkan sikap tegas Hamas dalam menghadapi konflik yang sedang berlangsung dengan Israel di wilayah Palestina.
BACA JUGA:Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon di Gaza, Strategi Hamas Atau Pejuang Jihad
Hamas mengatakan bahwa mediator tidak akan berpartisipasi dalam negosiasi sementara invasi terus berlanjut.
Namun, ia menyatakan kesiapannya untuk mencapai "kesepakatan penuh" termasuk pertukaran sandera dan tawanan perang jika Israel mengakhiri perang di Gaza.
Pembicaraan yang dipimpin oleh mediator utama dari Qatar, Mesir dan Amerika Serikat mengenai perjanjian gencatan senjata antara Israel dan faksi Palestina yang menguasai Gaza berulang kali terhenti, dan kedua belah pihak saling menyalahkan atas kurangnya kemajuan.
Hamas mengeluarkan pernyataan pada hari Kamis yang mengatakan Israel terus melakukan serangan terhadap Rafah di Jalur Gaza selatan meskipun ada perintah dari pengadilan tertinggi PBB, Mahkamah Internasional (ICJ), untuk menghentikan serangan tersebut.
BACA JUGA:Israel Dibikin Panik, Membabi Buta Gempur Hamas Dengan Lahav, Self Propelled MLRS Multi Kaliber
Hamas mengatakan pihaknya telah menunjukkan fleksibilitas selama perundingan dan melakukan pendekatan pada setiap putaran sebelumnya dengan semangat "positif", termasuk putaran terakhir yang menyetujui rancangan perjanjian pada tanggal 6 Mei.
Hal ini termasuk segera setelah tanggal 6 Mei, ketika Hamas menandatangani perjanjian damai.
Serangan itu dikritik secara luas. Rafa. Pernyataan Hamas mengatakan: “Mengingat tingkat agresi, pengepungan, kelaparan, dan genosida terhadap rakyat kami, pasukan Hamas dan faksi-faksi Palestina tidak akan lagi menerima bagian dari kebijakan ini dengan melanjutkan perundingan gencatan senjata,” kata kami hari ini.