Starlink Jadi Ancaman Serius bagi Penyedia Internet Lokal di Indonesia, Begini Penjelasannya!

Kamis 30-05-2024,23:36 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Almi

BACA JUGA:4 Pilihan Game Balap Mobil Terbaik untuk Pengguna Android, Gratis di Google Playstore

- Apa Itu Starlink?

Starlink adalah sistem internet berbasis satelit yang beroperasi di orbit rendah bumi (LEO). 

Berbeda dengan kabel serat optik, Starlink menggunakan konstelasi ribuan satelit kecil untuk mengirim data dengan kecepatan tinggi melalui gelombang radio. 

Layanan ini terutama diandalkan di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh kabel serat optik.

BACA JUGA:Wow, Mantap Jiwa, Inilah Spesifikasi Macbook Pro M2 Pro, Produk Anyar Apple Jang

SpaceX, perusahaan transportasi antariksa milik Elon Musk, memulai peluncuran satelit Starlink pada Mei 2019 dan meluncurkan layanan internetnya pada Oktober 2020.

Hingga April 2024, sudah ada 5.874 satelit Starlink di orbit, dengan 5.800 di antaranya masih beroperasi. Tiap satelit Starlink berada di ketinggian sekitar 550 kilometer dari permukaan bumi dan memiliki umur sekitar lima tahun.

Starlink kini memiliki lebih dari 3 juta pelanggan yang tersebar di 99 negara, termasuk Indonesia.

Musk berambisi akan memunculkan "megakonstelasi" dengan capaian target hingga 42.000 satelit di orbit demi menyediakan akses internet super cepat untuk semua orang.

BACA JUGA:Macbook Pro M2 Pro, Laptop Anyar Keluaran Apple, Gasken Sayang.

- Layanan dan Kecepatan

Starlink menawarkan paket internet "Standar" untuk kategori "Perumahan" dengan kecepatan unduhan antara 25-100 Mbps seharga Rp 750.000 per bulan.

Ada juga paket "Prioritas Mobile" untuk kategori "Jelajah" dan "Kapal" dengan kecepatan unduhan 40-220 Mbps, yang dibanderol mulai dari Rp 4,3 juta per bulan. 

Sebagai perbandingan, layanan internet satelit Satria-1 milik Indonesia dibanderol Rp 2,5 juta per bulan dengan kecepatan 3-20 Mbps.

BACA JUGA:Nokia R21 Max, Kembalinya Gemilang Nokia di Dunia Smartphone Android

Kategori :