BACA JUGA:Mengungkap Jejak Sejarah Asal-usul Terbentuknya Gunung Arjuna di Malang
Gigi sang Buddha kembali sebentar ke India pada tahun 1284 setelah diambil oleh tentara India Selatan yang menyerang. Lalu dibawa kembali ke Sri Lanka 4 tahun kemudian.
Gigi tersebut akhirnya tiba di Kandy pada tahun 1592 dan kuil asli yang menampungnya dibangun sekitar tahun 1600. Meskipun yang asli sudah tidak ada lagi, kuil saat ini dibangun pada pergantian abad ke-18 pada masa pemerintahan Vimala Dharma Suriya II.
Kuil ini dimodifikasi, diperbesar, dan dihiasi selama berabad-abad. Terutama pada masa pemerintahan Kirti Sri Rajasinha dan Sri Wickrama Rajasinha.
Modifikasi dilakukan baru-baru ini pada tahun 1987 dengan penambahan atap emas yang dihadiahkan oleh Presiden Premadasa. Satu dekade kemudian, organisasi militan Macan Tamil meledakkan bom di luar pintu masuk.
BACA JUGA:Arkeolog Ungkap Jejak Prasejarah Kehidupan Manusia Zaman Dulu di Gua Topogaro
Serangan itu menyebabkan kerusakan serius pada kuil. Lebih dari 20 orang tewas dan bagian depan bangunan hancur menjadi puing-puing. Pekerjaan restorasi yang cepat dan efisien berarti hanya ada sedikit bukti visual yang tersisa mengenai serangan tersebut.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Mengapa Hindu Bali Bisa Berbeda dengan Hindu India?
Kuil ini tetap menjadi kuil Buddha terpenting di Sri Lanka. Juga tempat ziarah bagi umat Buddha yang ingin mengunjungi peninggalan gigi suci tersebut.
Benteng Galle (Galle Fort)
Di jantung kota modern Galle—kota terbesar keempat di Sri Lanka—terdapat kawasan benteng tua Belanda, Galle Fort.
BACA JUGA:Arkeolog Ungkap Jejak Prasejarah Kehidupan Manusia Zaman Dulu di Gua Topogaro
Pada masanya, kota ini berada di bawah kekuasaan Portugis, Belanda, dan Inggris. Galle menjadi pos perdagangan penting berkat pelabuhan alami dan posisinya di jalur perdagangan antara Arab, India, dan Asia Tenggara.
Peran ini dimiliki jauh sebelum orang Eropa tiba. Portugis tiba di Sri Lanka pada tahun 1505 dan pada tahun 1589 menetap di Galle dengan mendirikan sebuah benteng kecil. Benteng itu kemudian diperluas dengan penambahan bastion dan tembok.
Pada tahun 1638, Belanda yang datang pada awal abad ke-17 mulai menyerang Portugis di sepanjang pantai dan mengusirnya. Pada tahun 1640, setelah pengepungan selama 4 hari, Belanda merebut Benteng Galle.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Penemuan Tara Emas Akeolog Berharga dan Menyimpan Misteri