Sigiriya
Sigiriya adalah ibu kota abad pertengahan yang paling singkat namun paling luar biasa dalam sejarah Sri Lanka.
Sigiriya pernah digunakan oleh para biksu sebagai tempat perlindungan keagamaan sejak abad ke-3 SM. Namun sekitar 700 tahun kemudian Sigiriya menjadi tempat yang sangat penting dalam sejarah Sri Lanka.
Pembangunan benteng ini berlangsung cepat dan terjadi dalam keadaan yang dramatis. Kassapa, putra bungsu Raja Dhatusena, mengasingkan pewaris takhta (Mogallana) ke India. Kassapa juga membunuh ayahnya dalam upaya untuk mengeklaim kerajaan untuk dirinya sendiri.
BACA JUGA:Mengungkap Jejak Sejarah Cirebon yang Berhubungan dengan Prabu Siliwangi
Khawatir akan pembalasan dari saudaranya, Mogallana, Kassapa membangun istana dan benteng baru di atas batu Sigiriya. Batu tersebut menjulang 200 meter di atas hutan sekitarnya, sekitar 50km tenggara Anuradhapura. Sebuah kota baru dibangun di sekitar dasar batu hanya dalam waktu 7 tahun.
Pada tahun 491 M, Mogallana kembali untuk merebut kembali takhta. Kassapa melakukan kesalahan fatal dengan meninggalkan bentengnya yang tidak bisa ditembus untuk menemui pasukan penyerang di dataran di bawah.
Di puncak pertempuran, gajahnya melarikan diri, membiarkan Kassapa tanpa perlindungan. Ia pun ditangkap dan dikalahkan ketika pasukannya mundur.
Saat ini, Sigiriya menjadi salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi di Sri Lanka. Di sinilah satu-satunya lukisan non-religius dari Sri Lanka kuno dapat ditemukan.
BACA JUGA:Menggali Sejarah Asal-usul Gunung Arjuna! Konon Hasil Petapaan Anggota Pandawa
Lukisan dinding terkenal, yang dikenal sebagai The Sigiriya Damsels, dilukis di permukaan batu pada abad ke-5. Hanya 21 gambar gadis yang bertahan dari 500 gambar asli.
Kuil gigi: situs ziarah paling penting di Sri Lanka
Daya tarik utama di kota perbukitan Kandy adalah Temple of the Tooth. Legenda mengatakan bahwa sebagian jenazah Buddha diselamatkan setelah kremasinya pada tahun 543 SM, termasuk sebuah gigi.
Foto : Kuil di Sri Lanka.-Situs Penting di Sri Lanka, Jadi Saksi Sejarah Perjuangan -National geographic
Setelah diselundupkan ke Sri Lanka pada abad ke-4 M, gigi tersebut terlebih dahulu dibawa ke Anuradhapura. Gigi sang Buddha kemudian dibawa ke Polonnaruwa, disusul kota-kota penting lainnya.
Gigi Buddha selalu ditempatkan oleh raja Sinhala di ibu kota. Dengan demikian, gigi Buddha memiliki kepentingan politik yang signifikan sebagai simbol kedaulatan di Sri Lanka. Juga sebagai peninggalan keagamaan.