Kedatangan Kiai Gede disambut dengan sikap acuh tak acuh dari Dewi Walangangin dan Jaka Pandelegan.
Kesombongan mereka membuat Kiai Gede marah, dan dalam kemarahannya, ia mengutuk mereka menjadi Candi.
Transformasi ajaib ini menjadi asal usul Candi Pari, yang kemudian diberi nama berdasarkan konteks kejadian tersebut.
Cerita ini tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya Jawa Timur, tetapi juga mengandung pesan moral yang mendalam tentang pentingnya kesetiaan, kerendahan hati, dan mematuhi janji.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan Fakta Menarik Candi Arjuna dengan Situs Bersejarah di Ketinggian 2.093
Prasasti ini mengingatkan kita akan bahaya kesombongan dan pelanggaran janji, serta konsekuensi yang mungkin timbul sebagai akibat dari perilaku yang tidak patut.
Dengan begitu, dongeng tentang Dewi Walangangin dan Jaka Pandelegan yang berubah menjadi Candi Pari bukan hanya sekadar cerita fantastis, tetapi juga merupakan cerminan dari nilai-nilai yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui dongeng ini, kita diajak untuk merenungkan pentingnya integritas, penghormatan, dan tanggung jawab dalam menjalani kehidupan.
Candi Pari menjadi lambang dari pelajaran moral dalam cerita ini.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Kota Cibaduyut, Pusat Kreativitas Sepatu Bandung yang Menawan
Transformasi Dewi Walangangin dan Jaka Pandelegan menjadi candi menggambarkan bahwa kesombongan dan pelanggaran janji dapat berujung pada nasib yang tragis.
Kisah ini menjadi peringatan yang kuat tentang pentingnya menghormati nilai-nilai moral dan menjalani hidup dengan integritas.
Sebagai warisan budaya, dongeng ini juga menyiratkan bahwa kebijaksanaan dan keteladanan dari generasi terdahulu perlu dipegang teguh agar tidak terjerumus dalam kesalahan yang serupa.
Selain pesan moral, cerita tentang Candi Pari juga menyajikan aspek-aspek historis dan budaya yang kaya.
BACA JUGA:Eksplorasi Sejarah Suku Musi Banyuasin, Mengenal Keberagaman Budaya di Sumatera Selatan
Dongeng ini mengungkapkan bagaimana cerita rakyat menjadi cerminan dari kehidupan masyarakat pada zamannya.