Sedangkan ketika sinar matahari bergerak ke arah kanan dan menyorot orang yang berdiri dan memberi ruang untuk melihat ke arah pemandangan luar gua.
BACA JUGA:Menggali Sejarah Asal-usul Gunung Arjuna! Konon Hasil Petapaan Anggota Pandawa
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Makam Kuno di Bendungan Keureuto! Begini Rekomendasi Arkeolog
Apa yang ditemukan oleh arkeolog tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam Al-Quran dalam beberapa potongan ayat surah Al Kahfi.
Misalnya dalam ayat 18 yang menunjukkan keberadaan anjing di dalam rombongan tersebut.
"Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua.
Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka," terjemahan surat Al Kahfi Ayat 18.
BACA JUGA:Mengungkap Jejak Sejarah Asal-usul Terbentuknya Gunung Arjuna di Malang
BACA JUGA:Arkeolog Ungkap Jejak Prasejarah Kehidupan Manusia Zaman Dulu di Gua Topogaro
Selain itu ada juga ayat yang menjelaskan terkait masuknya cahaya matahari jika sedang berada di dalam gua. Ini diterangkan dalam Surah Al Kahfi ayat 17 yang memiliki arti:
Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu.
Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya,".
BACA JUGA:Jejak Sejarah Kehidupan Manusia Zaman Dahulu di Gua Topogaro Sulawesi
BACA JUGA:Menggali Sejarah Asal-usul Gunung Arjuna! Konon Hasil Petapaan Anggota Pandawa
Cerita Ashabul Kahfi dimulai dengan seorang pemuda bernama Ashabul Kahfi yang hidup di zaman pemerintahan seorang raja yang zalim dan menyembah berhala.
Raja ini memaksa rakyatnya untuk meninggalkan keimanan kepada Allah dan menyembah berhala-berhala buatan manusia. Namun, Ashabul Kahfi dan teman-temannya tetap teguh dalam iman mereka kepada Allah.