BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Makam Kuno di Bendungan Keureuto! Begini Rekomendasi Arkeolog
Hal ini tidak pernah terjadi pada Insoll, namun menurutnya kejujuran adalah kebijakan terbaik. "Saya akan melibatkan Imam dari masjid setempat dan meminta maaf.
Saya tidak akan menutupinya. Saya akan mengakuinya," ujarnya.
Almahari, sebaliknya, menyarankan pendekatan yang lebih halus. Dia mengatakan dia akan menguburkan kembali jenazahnya dengan bermartabat dan membiarkannya tanpa memberitahu siapa pun, karena takut menimbulkan kemarahan
masyarakat setempat. "Jika orang tahu kami yang menggali kuburan, mereka akan sangat marah," katanya.
Beberapa negara Arab tidak terlalu ketat dalam larangan mengganggu orang mati.
BACA JUGA:Mengungkap Jejak Sejarah Asal-usul Terbentuknya Gunung Arjuna di Malang
BACA JUGA:Arkeolog Ungkap Jejak Prasejarah Kehidupan Manusia Zaman Dulu di Gua Topogaro
Di Yordania misalnya, masih dilarang menggali kuburan Islam dengan sengaja, namun jika hal itu terjadi secara tidak sengaja maka arkeolog diperbolehkan mempelajari apa yang telah mereka gali.
Hal ini pernah terjadi pada Peter Akkermans, seorang profesor Arkeologi Timur Dekat di University of Leiden di Belanda. "Itu terjadi. Tidak ada yang bisa memprediksinya," katanya.
"Anda diperbolehkan untuk mempelajarinya, namun Anda harus menguburnya kembali, biasanya dalam beberapa bulan," jelas Akkermans.
Sayangnya, periode penelitian yang relatif singkat ini berarti jumlah informasi yang dapat diambil Akkerman dari tulang yang digali secara tidak sengaja sangatlah terbatas.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Kehidupan Manusia Zaman Dahulu di Gua Topogaro Sulawesi
BACA JUGA:Menggali Sejarah Asal-usul Gunung Arjuna! Konon Hasil Petapaan Anggota Pandawa
"Anda dapat mempelajari usia, jenis kelamin, dan penyakit, tetapi ini bukanlah penyelidikan yang terstruktur," sebutnya.
Dengan tidak adanya penelitian yang dirancang khusus untuk mempelajari pemakaman Islam, para arkeolog beralih ke teknik lain untuk mengisi kesenjangan pengetahuan.