Ia menyebutkan, para peneliti harus menghormati Muslim yang meninggal, sesuai dengan keyakinan agamanya.
BACA JUGA:Menggali Sejarah Asal-usul Gunung Arjuna! Konon Hasil Petapaan Anggota Pandawa
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Makam Kuno di Bendungan Keureuto! Begini Rekomendasi Arkeolog
Sebaliknya, di Eropa, menggali tulang dari zaman kuno hingga sisa-sisa manusia yang baru berusia satu atau dua abad merupakan hal yang lumrah. Bahkan mantan raja Inggris pun tidak terkecuali.
Namun perbedaan keyakinan berarti bahwa pengetahuan arkeologi tentang kehidupan di dunia Arab sejak berdirinya Islam tidak memiliki data penting dibandingkan dengan periode waktu yang sama di Barat.
"Ini merupakan peluang yang hilang, namun hal ini juga dapat dimengerti," kata Timothy Insoll, seorang profesor Arkeologi Afrika dan Islam di University of Manchester di Inggris.
Dia mengatakan, larangan menggali kuburan umat Islam adalah kebijakan di sebagian besar dunia Islam, bukan hanya di Timur Tengah.
BACA JUGA:Mengungkap Jejak Sejarah Asal-usul Terbentuknya Gunung Arjuna di Malang
BACA JUGA:Arkeolog Ungkap Jejak Prasejarah Kehidupan Manusia Zaman Dulu di Gua Topogaro
Ia tidak mempermasalahkan pencabutan larangan tersebut karena menurutnya penting bagi akademisi untuk menghormati budaya di negara tempat mereka melakukan penelitian.
Namun kebijakan tersebut telah mengubah pandangan para arkeolog mengenai sejarah terkini di wilayah tersebut.
"Arkeologi di dunia Islam cenderung mengarah ke seni, yang berfungsi untuk memperkuat pandangan tentang hal-hal indah dan arsitektur daripada gambaran keseluruhan," jelasnya.
"Kami tidak tahu apa-apa tentang catatan penyakit. Kami mendapat gambaran tentang usia kematian dari batu nisan, tapi hanya orang kaya yang mampu membeli batu nisan," tambahnya.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Kehidupan Manusia Zaman Dahulu di Gua Topogaro Sulawesi
BACA JUGA:Menggali Sejarah Asal-usul Gunung Arjuna! Konon Hasil Petapaan Anggota Pandawa
Selain itu, para arkeolog di wilayah tersebut tidak mengetahui banyak tentang kematian anak, kematian gender, atau pola migrasi manusia karena studi tentang kuburan Muslim tidak diizinkan.