PAGARALAMPOS.COM - Pj Walikota Pagaralam H Lusapta Yudha Kurnia SE MM yang diwakili oleh Asisten II Setdako Pagaralam Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Dawam, mengikuti rapat rutin pengendalian inflasi daerah secara daring di Ruang Rapat Besemah III Setdako Pagaralam pada Senin (20/5).
Rapat tersebut dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri RI, Komjen Pol Drs Tomsi Tohir, dan membahas mengenai perkembangan harga komoditas di Indonesia. Dalam rapat tersebut, Komjen Pol Drs Tomsi Tohir menyampaikan Indikator Perkembangan Harga (IPH) untuk Minggu ke-III Mei 2024.
Terungkap bahwa tiga komoditas utama, yaitu bawang merah, cabai merah, dan gula pasir, mengalami kenaikan harga di berbagai daerah.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah Cirebon! Konon WIlayah Ini Didirikan Oleh Keturunan Prabu Siliwangi
Bawang merah mengalami kenaikan harga di 298 kabupaten/kota, cabai merah di 247 kabupaten/kota, dan gula pasir di 199 kabupaten/kota. Namun, menariknya, Kota Pagaralam tidak termasuk dalam 141 daerah yang mengalami kenaikan harga bawang merah dan belum melakukan gerakan menanam, maupun 121 daerah yang mengalami kenaikan harga cabai merah dan belum melakukan gerakan menanam.
Hal ini menunjukkan bahwa Pagaralam mampu menjaga stabilitas harga dan pasokan dua komoditas tersebut, yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Keberhasilan Pagaralam dalam Mengendalikan Inflasi Bawang Merah dan Cabai Merah Keberhasilan Kota Pagaralam dalam mengendalikan harga bawang merah dan cabai merah tidak terlepas dari kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah daerah setempat.
BACA JUGA:Skuad Timnas Indonesia, Dinilai Menakutkan bagi Lawan-Lawannya
Dawam, Asisten II Setdako Pagaralam Bidang Perekonomian dan Pembangunan, menyatakan bahwa upaya pengendalian inflasi dilakukan melalui beberapa langkah strategis. “Pemerintah Kota Pagaralam telah melakukan koordinasi intensif dengan para petani dan distributor untuk memastikan pasokan bawang merah dan cabai merah tetap stabil. Selain itu, kami juga menggalakkan program gerakan menanam di tingkat rumah tangga dan komunitas, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi lokal dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah,” jelas Dawam. Lebih lanjut, Dawam menyebutkan bahwa edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya diversifikasi sumber pangan dan pemanfaatan lahan pekarangan juga turut berperan dalam menjaga stabilitas harga komoditas di Pagaralam.
“Masyarakat diajak untuk menanam sendiri kebutuhan bumbu dapur seperti bawang merah dan cabai merah, yang hasilnya cukup signifikan dalam menekan laju inflasi,” tambahnya.
BACA JUGA:Long Weekend Saat WWF, Polda Jatim Pertebal Pengamanan di Pelabuhan Ketapang
Tantangan dan Langkah Strategis di Tingkat Nasional Di tingkat nasional, tantangan pengendalian inflasi komoditas pertanian tetap menjadi perhatian serius.
Badan Pangan Nasional mencatat beberapa komoditas yang statusnya waspada, seperti bawang merah (16,58% di atas Harga Acuan Pasar atau HAP), minyak goreng curah (13,97% di atas Harga Eceran Tertinggi atau HET), gula konsumsi (5,28% di atas HAP), serta beras premium Zona I (0,51% di atas HET).
Sekjen Kemendagri, Komjen Pol Drs Tomsi Tohir, menggarisbawahi pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengatasi kenaikan harga komoditas.
BACA JUGA:Media Vietnam Kritik Perubahan Jadwal Kick Off Timnas Indonesia
“Kerja sama lintas sektor sangat diperlukan untuk mengidentifikasi masalah di lapangan dan mencari solusi yang tepat. Salah satunya melalui program gerakan menanam secara masif di berbagai daerah yang mengalami kenaikan harga komoditas,” tegasnya. Dalam hal ini, Kemendagri juga mendorong penerapan teknologi pertanian modern yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian.