Pangeran Cakrabuana adalah putera pertama dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dengan istri pertamanya yang bernama Subanglarang (puteri Ki Gedeng Tapa).
BACA JUGA:Sebuah Transformasi Bersejarah Biara Khora di Turki Kembali Jadi Masjid Kariye
Sebagai putra sulung, seharusnya Pangeran Cakrabuana berhak mendapat tahta kerajaan Pajajaran. Namun karena dia memeluk Agama Islam yang diturunkan oleh ibunya, posisi sebagai putra mahkota akhirnya digantikan oleh adiknya, Prabu Surawisesa.
Pangeran Walangsungsang akhirnya membuat sebuah pedukuhan di daerah Kebon Pesisir, untuk membentuk pemerintahan di Cirebon pada tahun 1430 M.
Sebab inilah yang membuat Pangeran Walangsungsang dianggap sebagai pendiri pertama Kesultanan Cirebon. Setelah itu, beberapa sultan atau penguasa di wilayah tersebut mulai muncul.
Dimulai dari masa kepemimpinan H. Abdullah Iman atau Pangeran Cakrabuwana. Kemudian, Tumenggung Syarif Hidayatullah, Pangeran Karim, dan Pangeran Wangsakerta.
BACA JUGA:Menjelajahi Jejak Sejarah Candi Singosari di Malang yang Penuh Misteri
BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan 5 Fakta Menarik Candi Singosari di Jawa Timur
Hingga pada tahun 1677 Cirebon mulai terbagi, Pangeran Martawijaya dinobatkan sebagai Sultan Sepuh bergelar Sultan Raja Syamsuddin, Pangeran Kertawijaya sebagai Sultan Anom bergelar Sultan Muhammad Badriddin.
Sultan Sepuh menempati Kraton Pakungwati dan Sultan Anom membangun kraton di bekas rumah Pangeran Cakrabuwana. Sedangkan Sultan Cerbon berkedudukan sebagai wakil Sultan Sepuh.
Hingga sekarang ini di Cirebon dikenal terdapat tiga sultan yaitu Sultan Sepuh, Sultan Anom, dan Sultan Cirebon. Keberadaan ketiga sultan juga ditandai dengan adanya keraton yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan.