PAGARALAMPOS.COM - Wakil Presiden Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Daerah Aceh I Toto Haryanto belum bisa menyimpulkan jenis ratusan batu nisan yang terkena dampak pembangunan Waduk Krueng Keureuto, Aceh Utara, dan Bener Meriah.
Namun menurut dugaan awal, ratusan batu nisan tersebut berkaitan dengan peradaban Muslim Samudera Pasai.
“Belum bisa disimpulkan, karena perlu penelitian lebih lanjut dengan metode khusus,” kata Toto kepada HabaAceh.id, Sabtu (19 Agustus).
Toto merupakan ketua tim investigasi arkeologi yang langsung menuju lokasi setelah adanya pengumuman penemuan makam kuno yang terkena dampak Proyek Strategis Nasional (NSP) Waduk Krueng Keureuto.
Ratusan kuburan dapat ditemukan di kawasan Paya Bakong Aceh Utara dan Kampung Simpur di Kecamatan Mesidah Kabupaten Bener Meriah.
BACA JUGA:Mengenal Peradaban Zaman Megalitikum, Jejak Prasejarah yang Menyimpan Warisan Budaya
BACA JUGA:Zubair Bin Awwam: Teladan Keberanian dan Kesetiaan dalam Sejarah Islam
Tim arkeolog Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I Aceh menemukan ratusan makam kuno di kawasan Bendungan Keureuto, Bupati Aceh Utara.
Batu nisan ini diyakini merupakan peninggalan peradaban Islam Samudra Pasai abad ke-13. Hal ini diketahui dari bentuk batu nisan kuno yang mempunyai ciri-ciri batu nisan Aceh mirip gaya Perlak dan gaya Samudera Pasai.
Informasinya, batu nisan jenis ini berbentuk seperti vas dengan alas datar, dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu bagian pengaitnya berfungsi menopang beban sehingga batu nisan dapat berdiri tegak.
Selanjutnya bagian kaki ditandai dengan jahitan berbentuk dua garis mendatar untuk memisahkan area pergelangan kaki dengan area badan. Lalu yang ketiga, badannya ditandai dengan tepian vertikal yang membentuk lekukan seperti cekungan.
BACA JUGA:Sosok Firaun Menkaure dalam Sejarah Mesir Kuno
BACA JUGA:Eksplorasi Kebudayaan dan Sejarah Kesultanan Deli di Sumatera Utara
Dari hasil amatan sementara, Tim Arkeolog dari BPK Wilayah I Aceh menduga nisan tersebut merupakan hasil kebudayaan abad ke-13.
Para arkeolog yang terjun ke lokasi juga turut mengeluarkan beberapa rekomendasi dan saran terkait temuan ratusan nisan tersebut. Salah satunya agar instansi terkait menginventarisir dan mendaftarkannya sebagai Objek Dugaan Cagar Budaya (OCDB) kompleks pemakaman itu.