PAGARALAMPOS.COM - Kisah perjalanan Willem diceritakan oleh Rangga Suria Danuningrat, penggiat sejarah Sejarah Sukabumi.
Rangga mengatakan, cerita Willem dikutip dari sejumlah dokumen sejarah yang dikumpulkannya dari berbagai sumber.
Pria kelahiran Sukabumi 11 Januari 1908 ini merupakan seorang pilot pesawat tempur yang banyak dicari agen intelijen AS pada Perang Dunia II.
"Ayah Willem, Gustaaf Willem de Graaf, adalah seorang berdarah Belanda, sedangkan ibunya, Elizabeth Christina, adalah keturunan campuran Indonesia dan Jerman.
Willem, keturunan Indonesia, mempunyai kakak perempuan bernama Cornelia Agustina de Graaf yang merupakan lahir di Kediri dan merupakan "Adiknya Felix Victor de Graaf lahir di Belanda," kata Rangga mengawali cerita Willem, Senin (8 Juli 2023).
BACA JUGA:Sebuah Transformasi Bersejarah Biara Khora di Turki Kembali Jadi Masjid Kariye
Dimana Willem Edward de Graaf? Sebuah pertanyaan yang mungkin hingga kini belum berhasil dipecahkan para pegiat sejarah, pria yang akrab disapa Willem itu bak hilang ditelan bumi usai bertugas sebagai pilot tempur elit Nazi.
Hal itu memantik penasaran sejumlah pegiat sejarah di Sukabumi, wajar saja Willem adalah pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat pada 11 Januari 1908 silam.
Hal itu diungkap Dida Hudaya, Ketua Yayasan Jelajah Sejarah Soekaboemi kepada detikJabar.
Nama lengkapnya Willem Edward de Graaf, namun dalam catan sejarah ia lebih dikenal dengan nama depannya saja, Willem.
BACA JUGA:Sosok Firaun Menkaure dalam Sejarah Mesir Kuno
BACA JUGA:Eksplorasi Kebudayaan dan Sejarah Kesultanan Deli di Sumatera Utara
Bukti darah pribumi yang mengalir di diri Willem terlihat dari wajah dan postur tubuhnya yang sangat mirip dengan pribumi kebanyakan. Gara-gara ini pula Willem sering menghadapi perlakuan diskriminatif dari rekan sejawatnya kala itu.
"Willem menempuh pendidikan di Sukabumi hingga menginjak usia 18 tahun. Pada tahun 1926, De Graaff bergabung dengan maskapai penerbangan Belanda yaitu Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM) sebagai seorang insinyur aeronautika," ujar Rangga.