Jangan lupa jelaskan siapa dia, dari mana asalnya dan untuk apa dia datang. “Jadi mohon dimaafkan kami semua. Kami salah sangka,” Patih Gedeng Cigobang kemudian melangkah maju dan berkata jujur.
BACA JUGA:Sebuah Transformasi Bersejarah Biara Khora di Turki Kembali Jadi Masjid Kariye
"Tidak ada apa-apa. Tadi malam kita juga berprasangka buruk terhadap para pembela negara ini. Jadi kami lari demi hidup kami dan akhirnya menimbulkan masalah, tuan dan nyonya.”
“Untuk ini mohon maaf sebesar-besarnya kepada kami,” kata Pangeran Muhamad.
Seketika kedua belah pihak saling memaafkan kesalahan masing-masing.
Dan Pangeran Muhamad akhirnya dipersembahkan kepada Ratu Nyi Rambut Kasih dengan penuh penghormatan.
BACA JUGA:Menjelajahi Jejak Sejarah Candi Singosari di Malang yang Penuh Misteri
BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan 5 Fakta Menarik Candi Singosari di Jawa Timur
Sesampainya di istana, Pangeran Muhamad dan istrinya langsung dipersilakan duduk di ruang tamu. Ki Patih Gedeng Kulur dan Ki Patih Gedeng Mardapa menemaninya.
Sementara itu, Ki Patih Gedeng Cigobang sendiri pergi menemui sang putri untuk memberitahukan kedatangannya.
Sri Ratu Rambut Kasih yang sudah lama menunggu kabar dari ketiga gubernur kepercayaannya, segera keluar menyambutnya.
“Paman Patih Cigobang, apa kabar? Apakah ayahmu menyelesaikan tugasnya dengan baik?” dia bertanya dengan tidak sabar.
BACA JUGA:Mengungkap Rahasia situs Tutari dan wisata sejarah Papua yang Penuh Misteri
BACA JUGA:Sejarah Peradaban Yunani Kuno Awalnya Tak Ada Penjara, Ternyata Orang Ini Penggagasnya
"Ampun Tuanku Paduka Ratu. Berkat restu Paduka Ratu, dan juga berkat bantuan rakyat serta abdi-abdi kerajaan.