PAGARALAMPOS.COM - Peralihan kepemimpinan dari Presiden Jokowi ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto menarik perhatian investor asing, terutama mengenai siapa yang akan menggantikan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam kabinet baru.
Rino Donosepoetro, Cluster CEO Indonesia and ASEAN Markets (Australia, Brunei, dan Filipina) di Standard Chartered, menyatakan bahwa para investor sangat menantikan kebijakan fiskal yang akan diterapkan oleh kabinet Prabowo.
"Ini yang ditunggu-tunggu para investor, siapa yang akan jadi pengganti Sri Mulyani, apakah tetap atau tidak, dan bagaimana kebijakan fiskalnya," ujar Rino, yang akrab disapa Donny, dalam keterangannya pada Jumat (17/5/2024).
Donny menambahkan bahwa pandangan investor asing terhadap ekonomi Indonesia sangat positif, terutama setelah pelaksanaan pemilihan umum yang berlangsung aman dan damai.
BACA JUGA:Investor Whale Memindahkan 624.479 Token WLD ke Binance, Menderita Kerugian US$50.000
"Pemilu yang berjalan satu putaran memberikan kepastian yang dibutuhkan investor, dan ini dianggap sebagai suatu hal yang positif," katanya.
Mengenai prospek ekonomi Indonesia, Standard Chartered memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1% pada tahun 2024.
Bank tersebut juga memproyeksikan nilai tukar Rupiah akan menguat pada akhir tahun, dengan revisi perkiraan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat menjadi Rp15.750.
Di sektor Corporate and Investment Banking (CIB), Standard Chartered berencana terus mendorong masuknya investasi langsung asing (FDI) ke Indonesia dengan mengandalkan jaringannya yang kuat di seluruh negara anggota ASEAN.
BACA JUGA:Investor Borong 70.000 Bitcoin Menyambut Laporan Inflasi AS Terbaru
Donny mengungkapkan bahwa China, Korea, dan Jepang merupakan negara-negara dengan hubungan bisnis yang kuat dengan Indonesia dan menjadi fokus pertumbuhan bisnis bagi Standard Chartered.
Selain itu, Standard Chartered juga menempatkan prioritas pada upaya transisi menuju net zero dan keuangan berkelanjutan.
"Standard Chartered Indonesia akan terus mendukung korporasi lokal dan BUMN dalam transisi mereka menuju net zero, sejalan dengan ambisi bank untuk memobilisasi pendanaan berkelanjutan sebesar USD300 miliar," tambah Donny.
Bank tersebut juga akan memanfaatkan jaringan globalnya untuk mendukung perusahaan-perusahaan Indonesia dalam memperluas kehadiran mereka di luar negeri, khususnya dalam investasi di rantai pasokan baterai dan kendaraan listrik, pusat data, dan energi terbarukan.
BACA JUGA:Robert Kiyosaki Mengingatkan Investor tentang Potensi Penurunan Nilai Dolar AS