PAGARALAMPOS.COM - Sungai Kapuas yang mengalir melalui Kalimantan Barat mempunyai daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar.
Selain menjadi jalur transportasi utama, sungai ini juga menjadi saksi bisu cerita sejarah dan peristiwa yang menghiasi kawasan sekitarnya.
Salah satu cerita yang terkenal adalah legenda Naga dan Buaya, anak raja yang masih menjadi penjaga sungai ini.
Menurut catatan sejarah, Sungai Kapuas pernah menjadi jalur transportasi penting terutama pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia.
BACA JUGA:Jejal Pemukiman Prasejarah, Menjadikanya Kota-Kota Pertama di Dunia
BACA JUGA:Kota Kuno Peninggalan Suku Maya, Jejak Sejarah di Dasar Danau Atitlan
Ada cerita rakyat di Kalimantan yang berhubungan dengan Sungai Kapuas. Entis Nur Mujiningsih menulis cerita rakyat berjudul Penjaga Sungai Kapuas Tahun 2016 ini. Dahulu kala, di wilayah Kalimantan, tepatnya di Pulau Mintin, terdapat sebuah kerajaan kecil bernama Kerajaan Kahayan Hilir.
Kerajaan ini diperintah oleh seorang raja yang bijaksana, dicintai rakyatnya karena memerintah dengan adil dan bijaksana. Raja mempunyai putra kembar bernama Naga dan Buaya. Keduanya diharapkan menjadi penerus takhta dan melindungi rakyat jika mereka meninggal.
Namun perbedaan kepribadian kedua anak tersebut membuat raja ragu untuk memilih salah satu. Suatu ketika, raja memutuskan untuk meninggalkan istana dan mengasingkan diri ke tempat yang jauh. Ia mempercayakan urusan kerajaan kepada kedua putranya.
BACA JUGA:Asal-Usul Kata Guin5ea yang Menjadi Nama Empat Negara Begini Sejarahnya
BACA JUGA:Menggali Warisan Sejarah, Mengungkap Peran Arya Wiraraja dalam Lamajang Tigang Juru
Selain itu, pemukiman awal masyarakat tradisional Kalimantan Barat yang menghuni tepi Sungai Kapuas menjadi bagian penting dalam sejarah peradaban daerah tersebut.
Peristiwa tragis yang terjadi pada Jumat (28/10/2022), ketika sebuah perahu motor yang mengangkut 16 santri Pondok Pesantren Mahazirul Haq tenggelam di Sungai Kapuas, juga menjadi titik berat dalam sejarah sungai ini.
Penumpang bernama Yopi Pranata menjadi korban yang hilang dalam kejadian tersebut setelah menyelamatkan sesama penumpang.
Sungai Kapuas, dengan panjang aliran mencapai 1.143 kilometer, memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sekitarnya.