Lama Menanti Scorpene Evolved, KSAL Usulkan Pengadaan Kapal Selam Interim, Apakah Itu

Kamis 16-05-2024,04:41 WIB
Reporter : Gusti
Editor : Bodok

Indonesia membutuhkan kapal selam yang banyak. “Untuk itu, kita harus ada kapal selam interim. Tidak menutup kemungkinan pilihannya dari berbagai negara yang sudah saya kunjungi,” kata Laksamana Ali.

“Idealnya,  TNI AL diperkuat oleh 12 kapal selam untuk menjaga perairan Indonesia yang luasnya mencapai 6,4 juta kilometer persegi,” katanya di Jakarta, Selasa (14/5/2024).

Laksamana Ali menegaskan, tidak menutup kemungkinan pihaknya membeli dari beberapa tempat, karena sebagaimana disampaikan Menhan Prabowo Subianto, Indonesia membutuhkan kapal selam yang banyak.

“Untuk itu, kita harus ada kapal selam interim. Tidak menutup kemungkinan pilihannya dari berbagai negara yang sudah saya kunjungi,” kata Laksamana Ali.

BACA JUGA:Kirain Hanya Indonesia Punya Kapal Selam Tua, Ternyata 3 Negara Ini Masih Operasikan Yang Lebih Uzur

Dalam setahun terakhir, Laksamana Ali bersama beberapa pejabat Markas Besar TNI Angkatan Laut telah berkunjung ke beberapa negara dan bertemu dengan galangan kapal asing untuk melihat di antaranya teknologi kapal selam konvensional dan kapal selam nirawak (unmanned system). Beberapa negara itu antara lain Jerman, Uni Emirat Arab, Italia, dan Cina.

“Jadi kami meninjau semua industri galangan kapal selam terkemuka, khususnya untuk kapal selam konvensional ya non-nuklir, tetapi kapal selam itu sudah menggunakan pendorongan yang modern seperti Lithium-ion battery, atau pendorongan-pendorongan yang lain yang sekarang sedang digiatkan oleh para industri kapal selam,” papar Ali.

Dipastikan Non Nuklir

Dalam pernyataannya, KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali telah menegaskan, bahwa kapal selam interim bukan kapal selam bertenaga nuklir.

Sehingga ini menepis komentar yang mengemuka agar Indonesia mengikuti jejak India, yang pernah dua kali menyewa kapal selam bertenaga nuklir dari Rusia (Charlie class dan Akuka class).

BACA JUGA:Mengintip Fasilitas Produksi PT PAL Indonesia, Untuk Pembangunan Kapal Selam Scorpene Evolved

Tidak juga dengan opsi akuisisi kapal selam Los Angeles class (USS Helena, USS Pasadena dan USS Topeka) yang beberapa unit akan dipensiunkan oleh Angkatan Laut AS (US Navy) setelah 33 tahun beroperasi.

Pengadaan kapal selam interim bisa bermakna dua, yakni dengan melakukan pembelian dan sewa (leasing). Jika pembelian pada unit kapal selam yang benar-bebar baru, maka akan sulit dari aspek mahalnya biaya, ditambah waktu produksi yang tidak sebentar.

Sementara opsi untuk membeli kapal selam bekas pakai, terasa lebih realistis, namun untuk spesifikasi teknis yang diminta KSAL, yakni harus dengan baterai lithium-ion, maka pilihan yang tersedia di ‘pasar’ angkatan laut dunia sangat terbatas.

Sementara jika memilih model sewa (leasing) seperti yang dilakukan India, walau secara teknis dapat dilakukan, namun, dalam sejarahnya TNI tidak pernah mengoperasikan alutsista strategis dengan sistem sewa, yang pada akhirnya dapat memicu kontroversi. (*)

Kategori :