PAGARALAMPOS.COM - Harga bawang putih di pasaran nasional telah mencapai titik tertinggi, menyentuh angka Rp43.060 per kilogram, memicu respons dari pihak berwenang.
Sebuah panggilan dari Bareskrim Polri kepada para importir bawang putih menjadi sorotan utama dalam konteks ini.
Tidak hanya membahas tentang lonjakan harga yang terus merangkak naik, tetapi juga mengungkapkan adanya permasalahan dalam proses perizinan impor yang melibatkan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan.
Salah satu importir bawang putih, Jaya Sartika, memberikan gambaran mengenai pemanggilan tersebut.
BACA JUGA:Seperti Ini Kehidupan Palestina di Bawah Pemerintahan Kekaisaran Ottoman
Dalam wawancaranya dengan CNBC Indonesia pada Rabu (14/5/2024), ia menjelaskan bahwa panggilan tersebut didasarkan pada arahan presiden terkait dengan harga bawang putih yang terus meningkat.
Namun, kebingungan timbul ketika pemanggilan itu juga berkaitan dengan aduan maladministrasi dalam penerbitan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) oleh Kementerian Pertanian.
Jaya menyoroti bahwa lonjakan harga bawang putih tidak semata-mata disebabkan oleh tindakan Kementan, tetapi lebih kepada kelangkaan pasokan yang dipicu oleh realisasi impor yang rendah.
Meskipun RIPH sudah diterbitkan, proses penerbitan Surat Persetujuan Impor (SPI) oleh Kemendag menjadi kendala utama.
BACA JUGA:1 Jemaah Haji Asal Lubuklinggau Meninggal Dunia di Madinah, Dimakamkan di Baqi
Importir seperti Jaya telah mengajukan SPI sejak awal Februari, namun hingga saat ini, persetujuan tersebut belum juga diterima.
Tidak hanya itu, Jaya juga menegaskan bahwa SPI seolah-olah diberikan secara tebang pilih, hanya kepada sejumlah kelompok tertentu.
Hal ini berdampak pada pasokan bawang putih di dalam negeri yang menjadi kurang memadai, karena realisasi impor dari importir yang mendapatkan SPI tidak mencukupi kuota izin yang diberikan.
Kontroversi ini membawa pandangan yang menarik terkait dengan mekanisme impor dan distribusi komoditas penting seperti bawang putih di Indonesia.
BACA JUGA:BSPS - Baznas Ada Yang 100 Persen, David : Masyarakat Butuh Bantuan Bedah Rumah