PAGARALAMPOS.COM - Bertepatan dengan 10 Mei 1972, menjadi momen penting dalam jagad pesawat tempur dengan kemampuan Close Air Support (CAS), yakni dengan penerbangan perdana A-10 Thunderbolt II produksi Fairchild Republic.
Penerbangan pertama ini dilakukan oleh prototipe YA-10A, yang merupakan versi percobaan A-10 di Fairchild Air Force Base di Washington, Amerika Serikat.
A-10 Thunderbolt II adalah pesawat serang subsonik berkursi tunggal, bermesin twin-turbofan, sayap lurus, yang dikembangkan oleh Fairchild Republic untuk Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF).
Dalam pengoperasian sejak tahun 1976, pesawat ini diberi nama setelah Republic P-47 Thunderbolt, namun umumnya disebut sebagai “Warthog” atau hanya “Hog”.
BACA JUGA:Tampil Memukau, 24 Pesawat Akrobatik di Langit AAU Yogyakarta, Meriahkan HUT Ke-78 TNI AU
A-10 Thunderbolt II juga dikenal sebagai “Warthog” karena bentuknya yang khas dan kemampuannya yang tangguh, mirip dengan babi hutan (wild boar) yang memiliki penampilan yang kuat dan gigi tajam. Nama “Warthog” pertama kali digunakan oleh para pilot dan awak pesawat A-10 karena kesan visual pesawat ini yang mirip dengan hewan tersebut.
Selain itu, pesawat ini juga dijuluki “Tank Killer” karena kemampuannya yang luar biasa dalam melaksanakan serangan udara yang presisi terhadap target-tank musuh.
-10 dirancang untuk memberikan dukungan udara jarak dekat (CAS) kepada pasukan darat sahabat dengan menyerang kendaraan lapis baja, tank, dan pasukan darat musuh lainnya.
Ini adalah satu-satunya pesawat produksi yang dirancang khusus untuk CAS yang bertugas di Angkatan Udara AS.
BACA JUGA:Pesawat Hercules TNI AU Sukses Terjunkan Bantuan di Gaza
Misi sekundernya adalah mengarahkan pesawat lain dalam serangan terhadap sasaran darat, peran yang disebut pengontrol udara depan-udara; pesawat yang digunakan terutama dalam peran ini diberi nama OA-10.
Dari sejarahnya, pengembangan A-10 dimulai setelah pengalaman Vietnam, di mana kebutuhan akan pesawat serang darat yang andal dan efektif di medan perang terbuka sangat dirasakan.
Pesawat ini dirancang dengan fitur-fitur yang menjadikannya sangat efektif dalam peran serang darat, termasuk keberadaan kanon GAU-8 Avenger kaliber 30 mm yang sangat kuat.
Kemampuan untuk bertahan dalam situasi tempur yang berat, dan kemampuan untuk melaksanakan serangan udara mendekati garis depan dengan presisi tinggi.
BACA JUGA:Sejarah F-5 E/F Tiger II TNI AU, Pesawat Supersonik Dalam Misi Operasi Penting di Indonesia