Luas Pura Luhur Giri Arjuno ini luasnya sekitar 6 hektar, termasuk beberapa bangunan bale yang digunakan untuk melakukan beberapa ritual.
BACA JUGA:Eksplorasi Zaman Megalitikum, Mengungkap Sejarah Peradaban Kuno
BACA JUGA:Membuka Sejarah Candi Prambanan, Teryata ada Kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang
Meski masih berfungsi sebagai tempat untuk beribadah umat Hindu, untuk kamu yang beragama lain pun dapat mengunjungi pura dengan menghormati mereka yang sedang beribadah tentunya.
Awal berdirinya Pura Luhur Giri Arjuno dihiasi oleh konflik antara kaum muda dengan kaum tua dari daerah tersebut.
Dimana kaum muda menghendaki pembangunan pura dilakukan di sisi utara dekat dengan Jembatan Krecek.
Sedangkan kaum tua menghendaki di sekitar Padepokan Hyang Sarip yang berada di atas Kampung Tegal Sari, untuk menghindari konflik yang berkepanjangan maka diambillah jalan tengah.
BACA JUGA:Sejarah Mesopotamia Kuno, Ketika Pendidikan Hanya Untuk Kaum Elite
BACA JUGA:Eksplorasi Zaman Megalitikum, Mengungkap Sejarah Peradaban Kuno
Yakni dengan menghadirkan tokoh spiritual yang berasal dari Bali, masing-masing kelompok membawa contoh tanah yang berasal dari rencana lokasi pembangunan pura.
Setelah melakukan ritual, tokoh spiritual tersebut akhirnya memilih tanah yang lokasinya dekat dengan Padepokan Hyang Sarip dengan alasan lokasi tersebut memancarkan energi positif.
Selain itu, warga Hindu di sekitar lokasi percaya bahwa disitu terkubur Candi Pawon yang merupakan candi peninggalan prajurit Majapahit yang sampai saat ini masih misterius.
Berdasarkan cerita yang tersebar, pura ini diusung oleh 80 keluarga yang beragama Hindu Dharma.
BACA JUGA:Eksplorasi Zaman Megalitikum, Mengungkap Sejarah Peradaban Kuno
BACA JUGA:Profil Provinsi Sumatera Selatan, Melacak Jejak Sejarah dan Pesona Alamnya
Dimana sebelumnya tak jauh dari lokasi Pura Luhur Giri Arjuno, telah berdiri Pura Indrajaya.