Faktor-faktor seperti upah minimum yang tinggi dan harga jual yang tidak seimbang diyakini telah memberikan tekanan tambahan pada kesehatan keuangan perusahaan.
Data keuangan PT Sepatu Bata Tbk. menunjukkan kerugian yang telah terjadi selama empat tahun terakhir.
Penjualan neto Bata mencatat penurunan signifikan dari Rp 643,45 miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp 609,61 miliar pada tahun 2023.
Tentu saja, penutupan pabrik Sepatu Bata bukanlah berita baik bagi industri alas kaki Indonesia secara keseluruhan.
BACA JUGA:Bawaslu Kota Pagar Alam Memperkuat Integritas Pemilu Melalui Rekrutmen Panwaslu Kecamatan
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan dalam sektor ini masih menghadapi tantangan besar dalam upaya mempertahankan daya saingnya di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
Diperlukan langkah-langkah yang konkret dan dukungan yang kuat, baik dari pemerintah maupun dari pihak terkait, untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan kelangsungan industri alas kaki di masa depan. *