PAGARALAMPOS.COM - Putri Campa menganut agama Islam. Bagaimanapun, dia menikah dengan Prabu Brawijaya V dan mencoba memasukkannya ke dalam Islam. Namun sayang, hingga akhir hayat Raja Majapahit, ia masih belum bisa menjadi seorang Muslim.
Meski gagal membuat raja masuk Islam, Putri Campa berperan penting dalam memfasilitasi masuknya Islam ke kerajaan Majapahit. Lalu seperti apa Putri Campa dan apa perannya dalam memperkenalkan Islam ke Majapahit?
Lihat informasi selengkapnya di bawah ini. Disadur dari buku “Tiongkok dalam Pusaran Politik” karya Benny G.
Setiono, Putri Campa adalah seorang wanita yang dibawa Sunan Ampel untuk dikenalkan dengan Prabu Kertabumi atau Brawijaya V. Diketahui Putri Campa memiliki nama asli Dewi Kiem .
BACA JUGA:Jelajahi petualangan seru di Situbondo melalui 11 destinasi wisata alam dan bangunan bersejarah
BACA JUGA:Penemuan Mencengangkan, Fakta Artefak Bersejarah dan Kerangka Manusia dari Kapal Perang Kuno
Nama Putri Campa sudah tidak asing lagi di telinga warga Mojokerto. Makamnya di desa/kecamatan Trowulan masih terpelihara dengan baik. Istri Raja Brawijaya V merupakan pionir memasyarakatkan ajaran Islam di Majapahit.
Kisah Putri Campa dan Masuknya Islam di Majapahit ditulis oleh pengamat sejarah Mojokerto, Saiful Amin, dalam buku "Kronik Runtuhnya Invasi Raden Patah yang Mustahil Secara Sejarah". “Berdasarkan literatur puja seperti babad atau benang, Prabu Brawijaya V menikah dengan putri kerajaan Campa.
Putri Campa merupakan pemberian Raja Campa Indravarman VI sekitar tahun 1428 M, tulis Amin dalam buku yang dikutip detikcom, Rabu (5 Agustus 2019).
Putri Campa merupakan istri raja Majapahit terakhir yaitu Prabu.Brawijaya V. Putri Campa secara tidak langsung merupakan pelopor Islamisasi di Majapahit.
BACA JUGA:Tradisi Perkawinan Sedarah Firaun, Sejarah Mesir Kuno
BACA JUGA:Eksplorasi Wisata Situbondo, 11 Tempat Wisata Alam dan Sejarah yang Memukau
Ia merupakan putri bangsawan Cemboja yang terkenal dengan nama Putri Cempo (Campa) dan menganut keyakinan Islam. Upaya Sunan Ampel menghadiahkan Putri Campa kepada Prabu Brawijaya V dilatarbelakangi keinginan membobol pertahanan Majapahit yang kala itu bercorak Hindu-Buddha.
Cara tersebut berhasil hingga akhirnya Prabu Brawijaya V menjadikan Putri Campa sebagai istrinya. Saat Putri Campa sedang mengandung tiga bulan, banyak yang meramalkan bahwa putranya kelak akan menjadi raja besar di Jawa.
Namun, saat itu keadaan Majapahit tidak kondusif karena sedang dalam masa peperangan dengan Kerajaan Keling (Kediri). Akhirnya, Putri Campa diserahkan kepada Arya Damar, seorang raja pertama Kesultanan Palembang Darussalam dengan tujuan keamanan.