Harta warisan budaya tersebut disimpan di Museum Sunan Drajat, dan memiliki nilai sejarah yang tinggi karena tidak banyak mengalami perubahan sejak periode Sunan Drajat.
Sunan Drajat juga dikenal sebagai penulis tembang pangkur yang kemudian berasimilasi dengan perkembangan sastra macapat pada akhir abad ke-15.
Selain itu, ia memanfaatkan sastra suluk, termasuk bait-bait dari Serat Dewa Ruci, untuk kepentingan dakwah Islam.
BACA JUGA:Sejarah Mesopotamia Kuno, Ketika Pendidikan Hanya Untuk Kaum Elite
BACA JUGA:Eksplorasi Zaman Megalitikum, Mengungkap Sejarah Peradaban Kuno
Inilah sebagian dari warisan budaya dan spiritual Sunan Drajat yang masih dijaga dengan baik oleh masyarakat Lamongan.
Dengan sejarah yang kaya dan warisan budaya yang berharga, Makam Sunan Drajat bukan hanya destinasi ziarah spiritual, tetapi juga menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang Islam di Pulau Jawa.
Kehadirannya memberikan wawasan yang mendalam tentang nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan yang terus dijaga dan dipelihara oleh masyarakat setempat.
Bagi para wisatawan, mengunjungi kompleks makam ini adalah sebuah pengalaman yang mendalam dalam meresapi sejarah dan spiritualitas Islam di Indonesia.*