Menjelajahi Wisata Religi Makam Sunan Drajat di Lamongan

Sabtu 04-05-2024,23:56 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Salah satu simbol wisata religi di Lamongan adalah makam Sunan Drajat. Makam salah satu Walisongo terletak di desa Drajat, kecamatan Paciran. Sunan Drajat atau Raden Qasim juga terkenal dengan salah satu falsafah yang mengandung pesan kemanusiaan.

Beberapa peninggalannya  masih disimpan dengan baik di Lamongan. Sunan Drajat konon lahir pada tahun 1470 Masehi. Nama depannya adalah Raden Qasim, yang kemudian diberi nama Raden Syarifudin.

Sunan Drajat merupakan anak dari Sunan Ampel dan saudara dari Sunan Bonang yang terkenal dengan kecerdasannya. Hingga saat ini, jenazah Sunan Drajat dari Lamongan masih ada di kompleks pemakamannya.

Pada ambang pintu pintu masuk kubah Sunan Drajat, kata Navis, diukir tahun berupa candra sangkala mulya sebanyak lima kali atau tahun 1531 Saka (1609 M) yang dianggap sebagai pembangunan atau pemugaran.

BACA JUGA:Membuka Sejarah Candi Prambanan, Teryata ada Kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang

BACA JUGA:Sejarah Mesopotamia Kuno, Ketika Pendidikan Hanya Untuk Kaum Elite

Salah satu destinasi wisata religi yang menarik di Lamongan adalah Makam Sunan Drajat. 

Lokasinya yang berada di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, menjadikannya sebagai ikon penting bagi masyarakat setempat. 

Sunan Drajat, atau Raden Qasim, adalah salah satu dari Wali Songo yang terkenal dengan ajaran kemanusiaannya. 

Di samping sebagai tempat ziarah spiritual, makam ini juga menjadi saksi bisu perjalanan sejarah dan budaya Lamongan.

BACA JUGA:Tradisi Perkawinan Sedarah Firaun, Sejarah Mesir Kuno

BACA JUGA:Eksplorasi Wisata Situbondo, 11 Tempat Wisata Alam dan Sejarah yang Memukau

Sunan Drajat lahir sekitar tahun 1470 Masehi dengan nama kecil Raden Qasim atau Raden Syarifudin.

Ia adalah putra dari Sunan Ampel dan bersaudara dengan Sunan Bonang, dua tokoh besar dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa. 

Setelah dewasa, Sunan Drajat mendirikan Pesantren Dalem Duwur di Desa Drajat, Paciran, yang kemudian menjadi pusat dakwahnya pada abad XV dan XVI Masehi.

Kategori :