PAGARALAMPOS.COM - Pertikaian yang berkepanjangan antara Israel dan Iran telah menjadi sorotan dunia, memicu kekhawatiran akan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Namun, sementara fokus internasional tertuju pada konflik tersebut, nasib ekonomi Indonesia juga menjadi perhatian yang semakin mendesak.
Dalam menghadapi ketidakpastian yang terus berlanjut.
Pemerintah Indonesia harus mampu menanggapi dengan cepat dan bijaksana untuk melindungi kestabilan ekonomi negara ini.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat, Sifat dan Karakter Pandawa Lima dalam Kisah Pewayangan Mahabharata
BACA JUGA:Silsilah Keluarga Mahabharata, Mengungkap Asal Usul Pandawa dan Kurawa
Namun, eskalasi konflik yang tidak dapat diprediksi secara pasti merupakan faktor yang menambah ketidakpastian.
Konflik ini akan berdampak pada kenaikan harga komoditas energi dan pangan, yang berpotensi meningkatkan beban subsidi energi di Indonesia.
Selain itu, industri manufaktur Indonesia juga akan merasakan dampaknya, terutama bagi yang masih bergantung pada impor bahan baku produksi.
Kenaikan harga akibat penguatan dolar dan gangguan pasokan akibat jalur dagang utama yang terganggu oleh konflik akan mempengaruhi industri tersebut.
BACA JUGA:Batu Ajaib dari Langit? Mengupas Kisah Penemuan Meteorit Maryborough yang Menggemparkan!
BACA JUGA:Berkedok Demi Kesejahteraan Rakyat! Inilah Ritual Menyimpang Raja Kertanegara
Gangguan pasokan dan rantai pasokan yang terputus akan mengganggu ketersediaan stok dan logistik, memperlambat produksi dan meningkatkan biaya.
Namun, di tengah ketidakpastian dan tantangan ekonomi yang dihadapi, ada juga potensi dampak positif.
Kenaikan harga minyak bisa menjadi pendorong untuk percepatan energi hijau. Hal ini bisa mendorong transisi energi terbarukan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti batubara.