PAGARALAMPOS.COM - Media Korea Selatan, Naver, baru-baru ini memfokuskan sorotannya pada kiper Timnas Indonesia U-23, Ernando Ari, setelah penampilannya yang mencolok dalam pertandingan Piala Asia U-23 melawan Korea Selatan.
Ernando menjadi pusat perhatian setelah memblok tendangan pemain Korea Selatan dan kemudian melakukan gerakan yang dianggap mengejek. Pertandingan antara Indonesia dan Korea Selatan memasuki babak adu penalti yang ketat.
Ernando, dengan keberanian dan keterampilannya, membuat dua penyelamatan penting, yang membawa Indonesia memenangkan adu penalti dengan skor 11-10.
BACA JUGA:Liku Endikat Kembali Longsor. Lalin Lumpuh Total
Namun, sorotan tidak hanya pada kemenangan itu, tetapi juga pada gerakan kontroversial yang dilakukan oleh Ernando. Gerakan tersebut dianggap mengejek pemain dan pendukung Korea Selatan.
Meskipun Ernando kemudian menyampaikan permintaan maafnya kepada pemain Korea dan para penggemar, kontroversi tetap berkobar. Dalam wawancara setelah pertandingan, Ernando mengungkapkan penyesalannya dan menjelaskan bahwa gerakan tersebut tidak dimaksudkan untuk memprovokasi.
BACA JUGA:Viral, Goa Lawa Disulap Menjadi Tempat Rapat dan Pertunjukan Mode
Namun, hal ini tidak sepenuhnya meredakan kontroversi yang melingkupi tindakannya. Pemain Indonesia itu juga menyebut bahwa gerakan tersebut terinspirasi oleh kiper Argentina, Emiliano Martinez, yang terkenal dengan gerakan serupa.
Martinez sebelumnya melakukan gerakan tarian setelah penyelamatan penting dalam pertandingan final Piala Dunia FIFA Qatar 2022. Meskipun demikian, respons terhadap gerakan Ernando tetap bervariasi.
Ada yang menganggapnya sebagai ekspresi kegembiraan yang alami setelah penyelamatan krusial, sementara yang lain melihatnya sebagai perilaku yang tidak pantas di atas lapangan. Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, memuji para pemainnya setelah kemenangan atas Korea Selatan U-23.
Namun, ia juga mungkin harus menghadapi pertanyaan tentang insiden kontroversial ini dalam konferensi pers berikutnya. Pada akhirnya, kejadian ini menyoroti kompleksitas emosi yang terlibat dalam dunia olahraga, di mana kegembiraan kemenangan dapat tercampur dengan perasaan terluka atau tersinggung dari pihak lawan.
Mungkin ini juga menjadi pengingat bagi para atlet akan dampak dari tindakan dan perilaku mereka di luar keterampilan olahraga mereka. *